Sukses di usia muda adalah impian semua orang, tak terkecuali Fajar Sidik Abdullah Kelana. Bersama timnya, alumni Teknik Mesin angkatan 2012 ini merintis start up teknologi aerasi microbubble dan IoT water quality sensor untuk sektor budidaya perikanan yang diberi nama Banoo. Sebagai founder sekaligus direktur operasional (COO), Fajar terus berusaha menggali ilmu untuk mengembangkan startup yang dirintisnya tersebut. Oleh karena itu, setelah menamatkan program sarjana, ia melanjutkan studinya di KTH Royal Institute of Technology di Swedia dan berhasil menamatkan pendidikan magister pada tahun 2021.
Selain mengembangkan Banoo, Fajar juga menyeriusi kariernya di bidang penelitian. Fajar telah terjun dalam dunia penelitian sejak masih duduk di bangku kuliah Bahkan, Fajar telah mempublikasikan beberapa karya ilmiah . Sejak di UGM, Fajar berkomitmen untuk menjadi seorang peneliti dalam pengembangan teknologi microbubble generator. Berkat dedikasinya tersebut, Fajar berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi, baik di kancah nasional maupun internasional. Salah satu penghargaan yang Fajar dapatkan adalah Grand Prize Winner of WE Innovate Imperial Enterprise Lab yang ia menangkan berkati teknologi dan startup Banoo.
Bahkan, di tahun 2022 Fajar juga berhasil dinominasikan untuk International Top 20 James Dyson Award, sebuah penghargaan kepada 20 inovator muda dunia yang menciptakan teknologi berdampak sosial, ekonomi dan lingkungan.
Saat ini, Fajar menjalani kariernya sebagai Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Sebelum menjabat di posisi ini, ia sempat menjabat sebagai Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan di instansi yang sama. Berkat berbagai prestasi yang telah berhasil diraih di usianya yang masih muda, pada tahun 2023 ini Universitas Gadjah Mada memberikan penghargaan sebagai Alumni Muda Berprestasi pada ajang nominasi UGM Alumni Awards 2023.
Sumber : Kantor Alumni