Universitas Gadjah Mada dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama terkait peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan resource sharing fasilitas laboratorium yang ada di kedua institusi, Selasa (6/8), di Auditorium Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum dengan Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, S.E., M.Si.
Wening Udasmoro dalam pidato sambutannya mengatakan kebermanfaatan penelitian bagi masyarakat dan juga dunia menjadi tujuan utama dalam dunia pendidikan tinggi. Keberadaan LPPT UGM sekarang ini difokuskan untuk mengawal semua penelitian dan dibagi ke dalam empat kategori yang berbeda, yaitu Laboratorium Sains dan Teknologi Biasa, Laboratorium Sains dan Teknologi Bidang Keilmuan, Laboratorium Sains dan Teknologi Terpadu, serta Laboratorium Sosial Humaniora.
“Ada alasan kenapa dibagi menjadi beberapa kategori, sebagai contoh ketika kita berbicara tentang tambang dan hutan, kita banyak terpaku pada persoalan sains dan teknologinya, tetapi kita lupa pada aspek kemanusiaannya, sehingga capaian kemanfaatan tidak seperti yang kita harapkan. Di sinilah dibutuhkan peran Laboratorium Sosial Humaniora,” ucap Wening.
Adanya kerja sama antara UGM dan ULM ini, kata Wening, nantinya diharapkan akan muncul kanal-kanal pengetahuan dan penelitian baru yang akan membawa kedua institusi pada perspektif mutakhir dalam pengelolaan penelitian di banyak bidang. “Jadi secara garis besar kami menyambut dengan sangat baik kerja sama ini. Mungkin nanti kedepannya kita akan membentuk konsorsium dengan Perguruan Tinggi lain di Kalimantan, tidak hanya dengan ULM, untuk meneliti satu aspek tertentu yang akan kita bawa ke tingkat yang lebih tinggi dari Indonesia, agar kemanfaatan penelitian bisa dirasakan oleh masyarakat dunia,” ujarnya.
Sementara Ahmad Alim Bachri menyampaikan bahwa ULM merupakan salah satu Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU) yang ada di Kalimantan yang tentunya jika dibandingkan dengan UGM memiliki banyak ketertinggalan dalam prestasi, tetapi memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Menurutnya, saat ini ULM tengah mengurus pusat penelitian mangrove atau pusat penelitian lahan basah dunia di Kabupaten Kota Baru. Ahmad melanjutkan, pusat penelitian ini akan memiliki luas 621 hektar yang akan dikelola di bawah unit penunjang akademik (UPA) lingkungan lahan basah. “Pusat penelitian ini menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia, sehingga kami mengundang UGM untuk membantu ULM dalam melaksanakan kerja sama riset di bidang pengembangan hayati yang ada di lahan basah tersebut,” lanjut Ahmad.
Selain itu, kata Ahmad, ULM juga sedang mengembangkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 1.617 hektar yang memerlukan dukungan dari UGM agar proses penelitian di lokasi tersebut bisa dioptimalkan untuk kepentingan bangsa dan negara. “Mari kita bersama-sama mengembangkan riset dan teknologi yang kiranya dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” tutup Ahmad.
Turut hadir mendampingi Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM pada kesempatan siang itu, Direktur Penelitian, Direktur Kemitraan dan Relasi Global, Manajer Manajemen Lab Terpadu, Kepala LPPT UGM, serta jajaran Rektor dan staf Universitas Lambung Mangkurat
Penulis : Triya Andriyani
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto