Tim mahasiswa KKN-PPM UGM di Desa Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah, melakukan pengenalan dunia elektronika dan robotika kepada siswa Sekolah Dasar. Pengenalan dunia elektronika dan robotika dilakukan melalui serangkaian kegiatan praktik yang menyenangkan bagi siswa-siswa agar menyukai hal-hal kreatif dan inovatif. Para siswa juga diajak untuk belajar merangkai rangkaian listrik sederhana, mengenal komponen robotika, serta implementasi penggunaan alat peraga dari Plego Indonesia.
Ademas Alam Pangestu selaku koordinator Tim KKN PPM UGM Bulukerto kluster Saintek mengatakan program pengenalan robotika dasar bertujuan untuk membangkitkan minat belajar siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini. “Dengan memberikan pengalaman langsung dalam merancang dan membangun suatu sistem para siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan kreativitas,” ujar Ademas Alam dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Kamis (15/8).
Pengenalan materi robotika dasar difokuskan pada Siswa SD Negeri 1 Krandegan, SD Negeri 1 dan 2 Conto dikenalkan robotika dasar dengan alat peraga dari Plego Indonesia. Pada kegiatan ini siswa diajak menjadi seorang inovator muda untuk dapat masuk dalam materi robotika dasar dengan tema innovation class. “Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dimulai,” ujarnya.
Kegiatan pembelajaran robotika dasar sangat beragam dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Diawali dengan pengenalan tokoh penemu lampu listrik, komponen-komponen dasar rangkaian listrik seperti baterai, kabel, lampu, dan saklar, siswa kemudian diajak untuk merangkai rangkaian sederhana lampu listrik. Dengan bantuan alat peraga dari Plego Indonesia, proses perakitan menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Menurut Ademas, setelah menguasai dasar-dasar rangkaian listrik, siswa diperkenalkan dengan komponen-komponen robotika seperti input, output, dan mainboard. Mereka belajar tentang fungsi masing-masing komponen dan bagaimana cara menghubungkannya untuk membentuk sebuah sistem yang lebih kompleks. Sebagai contoh, siswa diajak untuk membuat robot sederhana yang dapat bergerak atau merespon rangsangan dari lingkungan sekitar.
Sementara alat peraga Plego Indonesia, disebutnya, berperan sangat penting dalam keberhasilan program ini. Dengan desain yang menarik dan intuitif, alat peraga ini memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep yang rumit. Selain itu, alat peraga Plego juga sangat aman digunakan oleh anak-anak, sehingga siswa dapat belajar dengan bebas tanpa khawatir terjadi kecelakaan. “Alat peraga ini juga menjadi inovasi media pembelajaran robotika dasar yang perlu kenalkan oleh guru di sekolah,” imbuhnya.
Guru SD Negeri 1 Krandegan, Tanti Purwaningrum menyambut baik program mahasiswa KKN-PPM UGM mengenai pengenalan robotika dasar dengan Plego pada siswana. Menurutnya kegiatan semacam ini memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa untuk lebih tertarik dengan pelajaran sains, khususnya robotika dan teknologi. “Mereka juga menjadi lebih percaya diri dalam mengeksplorasi ide-ide kreatif dan mencoba hal-hal baru,” ujarnya.
Mewakili para guru, ia menyatakan dengan program Plego ini mereka merasa sangat terbantu. Mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. “Program ini juga dapat membantu dan meningkatkan motivasi belajar siswa,” ujarnya.
Kegiatan pengenalan robotika dengan Plego tentunya dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengembangkan program serupa. Tim KKN-PPM UGM dan para guru berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari materi pembelajaran sains teknologi.
Penulis : Agung Nugroho