Sebanyak lebih 90 peserta dari 18 negara dan 35 narasumber mengikuti The 5th Trans Disciplinary Karst Conference di Gedung Pascasarjana UGM pada 12-15 Agustus lalu. Konferensi yang diselenggarakan oleh Karst Research Group Fakultas Geografi UGM berkolaborasi dengan International Union of Speleology dan Asian Union of Speleology ingin memperkenalkan keragaman dan keunikan daerah karst dari negara-negara di Asia.
Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, Ph.D., mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tentang gua dan karst di Asia mendorong munculnya komunitas karst di berbagai institusi. Menurutnya konferensi ini dinilai sangat penting karena menyatukan komunitas global gua dan karst untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, meningkatkan kesadaran satu sama lain tentang gua dan karst di benua Asia, serta berkontribusi pada pelestarian dunia secara global. “Universitas, komunitas, praktisi, dan pemerintahan yang menjadi sumber daya tak ternilai bagi pengembangan dan perlindungan ilmu gua dan karst,” ujar Siti dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Rabu (21/8).
Siti menerangkan konferensi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam berbagai eksplorasi gua dan pelestarian kawasan karst serta menyebarluaskan hasil kegiatan ekspedisi dan eksplorasi kawasan karst dari berbagai pegiat speleologi di Asia. Menurutnya, konferensi Karst bukan hanya sekadar pertemuan akademis namun adalah langkah penting menuju penguatan kemitraan global dalam bidang penelitian dan pelestarian karst. “Dengan mengumpulkan para ahli dan penggiat, konferensi ini dapat memperkuat upaya kolektif dalam aksi iklim dan restorasi ekosistem, memastikan keberlanjutan kawasan karst untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Aziz Fadhani, salah satu peserta konferensi yang berasal dari organisasi Indonesian Speleological Society (ISS), menuturkan tujuannya mengikuti konferensi ini untuk membangun jaringan isu karst dan gua sekaligus memperbarui wawasan riset penggiat speleologi. “Di ISS selain melakukan penelusuran gua dan karst, kami juga melakukan advokasi terhadap permasalahan pengelolaan dan pelestarian kawasan karst dan gua di Indonesia,” ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa tema yang dibahas adalah Karst Hydrology and Hydrogeology, Karst and Cave Biodiversity, Karst and Cave Management, Karst Geomorphology and Geology, Physical Geography, Political and Socio-Cultural Aspect of Karst, serta Cave and Karst Survey and Expedition Report.
Adapun pembicara pada konferensi ini adalah Executive Director National Cave and Karst Research Institute, Georgi Veni, Ph.D.; Koordinator Karst Research Group UGM, Prof. Eko Haryono; Peneliti Karst Research Institute Slovenia, Nadja Zupan Hajna, Ph.D.; Scientist University of Birmingham, John Gunn; Managing Director AJE Ltd., Andy Eavis; Peneliti International Research Center of Karst China, Prof. Yuanhai Zhang; Guru Besar Fakultas Geografi, Prof. Suratman; serta Secretary International Union of Speleology, Johannes Mattes.
Di akhir kegiatan konferensi ini, para peserta diajak berwisata ke Museum Karst Indonesia, Gua Seropan, Gua Ngingrong, dan Cave Tubing. Kegiatan wisata ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi peserta untuk turut serta merasakan kekayaan alam dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis : Tiefani
Editor : Gusti Grehenson