Industri pariwisata yang meningkat secara pesat di Nusa Penida, Bali, justru memberikan dampak yang negatif bagi sektor pertanian dan peternakan yang ada di sana. Kini masyarakat lebih banyak bergerak di sektor pariwisata karena adanya jaminan penghasilan yang lebih besar dibanding menjadi petani atau peternak. Hal ini mengakibatkan alih fungsi lahan yang tinggi ke fasilitas wisata seperti villa, hotel, dan restoran di kawasan pemukiman. Ditambah dengan regenerasi petani yang kian menurun tentunya akan berdampak pada pemenuhan pangan di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida. Bahkan, kini ditemukan banyak sayur dan buah yang berasal dari daerah lain.
Keprihatinan tersebut ditangkap sebagai peluang untuk mengabdi di masyarakat oleh Tim KKN-PPM UGM Nirwana Nusa Penida. Mereka berupaya untuk mengembangkan program pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta meningkatkan penghasilan keluarga. Mahasiswa UGM percaya bahwa pekarangan yang dioptimalkan penggunaannya untuk kegiatan pertanian dan peternakan dapat menyediakan pangan dalam jumlah yang cukup, aman, merata, dan terjangkau sehingga ketahanan pangan bisa tercipta.
“Pertama yang kami butuhkan adalah sosok key leader. Nantinya ia akan menjadi contoh bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan pekarangan,” ujar Riska, salah satu mahasiswa KKN. Key leader merupakan sosok yang dapat berperan untuk membantu transfer pengetahuan dan mempercepat penerimaan inovasi kepada masyarakat sekitar. Pemilihan sosok key leader ini dapat ditentukan dari tingkat pendidikan, peran sosial, dan jaringan komunikasi.
Banyaknya jaringan komunikasi yang dibentuk key leader juga menjadi pertimbangan karena konsep yang akan digunakan untuk pengembangan program pemanfaatan lahan pekarangan yaitu konsep social learning. “Melalui social learning, warga dapat mengamati dan meniru key leader dalam mengelola lahan pekarangannya,” imbuh Riska. Lebih lanjut, Riska menjelaskan, melalui bimbingan dari key leader, warga menjadi lebih percaya diri untuk mengambil tindakan dan membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola lahan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis sosok key leader, tim KKN-PPM UGM mengadakan penyuluhan pada Sekar Teruna Teruni (STT) Desa Sakti tentang pemanfaatan lahan pekarangan rumah pada awal Agustus lalu. Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengembalikan motivasi bertanam, pembinaan teknis serta praktik budidaya tanaman. Mahasiswa KKN memberikan materi terkait cara memilih benih dan bibit yang tepat, pengolahan lahan, pembuatan media tanam, pemupukan, penanaman, pemeliharaan, hingga cara memanen tanaman.
“Berdasarkan hasil penyuluhan dan praktik penanaman, dapat diketahui bahwa kondisi iklim di Nusa Penida cocok untuk budidaya bayam, kangkung, selada, dan pakcoy,” ujar Komang, salah satu peserta penyuluhan. Ia berterima kasih atas ilmu yang telah ditinggalkan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM karena program pemanfaatan lahan pekarangan dapat membantu masyarakat untuk mengatasi kerawanan pangan akibat alih fungsi lahan sehingga mereka memiliki kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.
Penulis: Triya Andriyani