Fakultas MIPA UGM kembali menggelar Covid-19 Webinar Series ke-5 pada Kamis (2/7) siang. Sama seperti seri-seri sebelumnya, seminar daring ini mengangkat topik riset dan inovasi untuk penanggulangan Covid-19. Sementara tema yang diangkat untuk seri kali ini adalah “Mitigasi Penyebaran Covid-19 dengan Analisis Big Data”.
Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T, Kepala Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan FMIPA UGM, menjelaskan proyek big data yang dibuatnya bermula dengan keresahannya sejak bulan Februari tahun ini. Kala itu, ia menyebut banyak negara telah mengklaim kasus positif yang terjadi di kawasannya masing-masing. Namun, Indonesia masih diam saja, hingga akhirnya klaim kasus pertama diumumkan sekitar 13 Maret 2020.
Hal tersebut, menurut Mardhani, membuat pihaknya sebagai peneliti data serius mencermati. Ia menyatakan itu karena bisa jadi kasus di Indonesia seperti fenomena iceberg. “Saya berpikir bisa jadi kita menunggu angka positif tiap harinya di media, namun di bawah ada kumpulan suspek yang menunggu waktu muncul ke permukaan untuk diumumkan positif,” terang dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM ini.
Dari sisi itu, akhirnya Mardhani menginisiasi sebuah tim untuk mendata kasus Covid-19 di Indonesia. Tim tersebut disebutnya sebagai Tim Respon Covid-19. Pemilihan nama tersebut agar dapat menjaring relawan sebanyak mungkin. Hal itu berbuah manis, karena belum genap dua hari dibuka, relawan yang medaftar sudah mencapai sekitar 200 orang. Kini total relawan yang tergabung sudah sekitar 439 orang.
Jumlah orang sebanyak itu dibaginya ke dalam beberapa divisi tugas. Pembagian tersebut yakni tim beta yang bertugas mengumpulkan dan memverifikasi data. Kemudian ada pula tim data scientist, tim engineering, serta tim kampanye.
Dalam mengembangkan bid data ini ia mengaku terinspirasi dari lembaga global, seperti John Hopkins, World O Meter, WHO, Google, serta lain sebagainya. “Jadi, banyak yang bisa kami jadikan sebagai contoh untuk mengolah dan menyusun data ini,” terangnya.
Sementara proses pengambilan data pihaknya mengambil dari data-data yang dikumpulkan dari pemerintah, global, portal berita, sosial media, dan crowd persona data. Data-data yang terkumpul diekstraksi untuk kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk visualisasi di dashboard yang dapat diakses di situs covid19.gamabox.id.
Awalnya ia dan tim hanya memakai laboratorium pribadi. Hal itu karena akses ke laboratorium di kampus terbatas kala itu. Oleh karenanya, ia bekerja sama dengan beberapa start up kala itu, seperti Kawal Covid-19 dan Respon Covid-19. Namun, kini akses laboratorium tersebut sudah dapat kembali dan pihaknya juga telah menerima bantuan dari Ristekdikti/BRIN dan LPDP. “Proyek ini didanai untuk penelitian nasional di konsorsium covid,” ujarnya.
Mardhani menyatakan orientasinya ketika membangun big data ini adalah untuk masa depan. Ia menyatakan bahwa masyarakat tidak memiliki kesadaran terkait data dari Covid-19 ini sehingga penyebaran kasusnya terus saja meningkat hingga mencapai seribu perharinya seperti sekarang.
“Tidak hanya masyarakat, tetapi pemerintah juga telah melakukan blunder. Peningkatan hingga seribu kasus positif perhari ini terjadi dua minggu setelah pemerintah melakukan relaksasi PSBB, padahal jumlah kasus juga tidak dalam poin yang sedang menurun waktu itu. Pada kurun waktu itu juga ada variabel lain yakni momen Lebaran. Masyarakat menjadi sedikit lemah kesadarannya akan pandemi dalam momen tersebut,” ungkapnya.
Mardhani berharap ke depan kesadaran terhadap data ini menjadi sesuatu yang tertanam di masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga berharap pemerintah juga membuatnya sebagai landasan dalam membuat sebuah kebijakan. Dengan demikian inovasi yang hadir tidak hanya dalam konteks penelitian dan pengembangan teknologi data semata. Namun, juga sebuah tatanan sosial atau tatanan masyarakat berbasis data dan teknologi di masa mendatang.
“Dari data yang kami kumpulkan tampak variasi penyebaran Covid-19 di berbagai daerah. Ini berarti terdapat variasi pula dalam kesadaran masyarakat dan tata kelola penanganan Covid-19. Berdasarkan data ini, masyarakat dan pemerintah dapat lebih mereflesikan apa yang harus dilakukannya. Saya harap hal ini menjadi masukan untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19 ,“ pungkasnya.
Penulis: Hakam