Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada mengirim empat mahasiswa untuk mengikuti program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Sumiyoshi Livestock Science Station, Miyazaki, Jepang. Mereka yang terpilih adalah In’am Salsabila Ramadhani, Fathin Imaduddin Hilmi, Muhammad Raffa Avriza Danurwendo, dan Kayla Arisanti Azzah. Magang kerja ini berlangsung dari 17 September hingga 28 November mendatang.
Kayla yang menjadi salah satu peserta magang mengaku senang kesempatan magang tersebut. Apalagi lokasi magang tersebut merupakan lokasi budidaya sapi wagyu. “Kami sangat senang karena magang ini salah satunya di kandang sapi wagyu, kesempatan yang tidak bisa kami dapatkan di Indonesia. Terlebih, tidak semua mahasiswa bisa mendapatkan kesempatan ini,” ujar Kayla kepada wartawan, Rabu (2/10).
Menurut Kayla, untuk bisa lolos seleksi program magang ini ia dan rekannya harus mengikuti proses seleksi mulai dari pengumpulan berkas seperti Curriculum Vitae, transkrip nilai dalam bahasa Inggris, application letter, serta surat rekomendasi dari Fakultas Peternakan UGM. “Memang tidak ada tes khusus, tapi kemampuan bahasa Inggris menjadi salah satu kriteria penting dalam penyortiran,” ujarnya.
Selama magang, kata Kayla, ia akan mempelajari topik mengenai Sistem Manajemen Peternakan, termasuk manajemen pakan ternak, sistem pemeliharaan, sistem perkandangan, dan biosecurity. Selain itu, komoditas ternak yang dipelajari meliputi sapi wagyu, sapi perah, dan babi.
Bagi Kayla, magang di Sumiyoshi Field selaras dengan jurusan dan ilmu yang telah kami pelajari di perkuliahan. “”Apa yang sebelumnya hanya bisa kami dapatkan melalui teori, saat ini bisa kami realisasikan dan terjun langsung ke lapangan,” jelasnya.
Selain itu pengalaman magang di Jepang menurutnya sangat menarik, terutama karena ia bisa lebih mengenal budaya setempat dan mempelajari teknik khusus dalam merawat sapi wagyu.
Seperti diketahui, sebelum keberangkatan, para mahasiswa tersebut mendapatkan pembekalan dari pimpinan program studi dan dosen pembimbing. Salah satu dosen pembimbing, Ir. Tristianto Nugroho, S.Pt., M.Sc., IPP., mengatakan program magang ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga membuka wawasan baru terkait praktik peternakan internasional dan membangun keterampilan yang relevan untuk masa depan. berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan waktu magang ini untuk mengasah keterampilan mereka. “Teori tetap diperdalam, tetapi skill harus juga diasah selama magang di Jepang dan mendorong mahasiswa untuk membangun jaringan dengan teman-teman baru selama magang,” ujarnya.
Penulis : Rahma
Editor : Gusti Grehenson