Universitas Gadjah Mada resmi menandatangani piagam perjanjian kerja sama dengan Elsewedy Electric, Rabu (2/10), di University Club Hotel UGM, Yogyakarta. Kolaborasi ini ditujukan untuk membuka dan memperkuat jembatan antara perguruan tinggi dan sektor industri. Sesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dihadiri oleh Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG) UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Si., Apt., dan jajaran eksekutif Elsewedy Electric.
“Kami senang bisa menjalin kerja sama dengan Elsewedy Electric, karena kami juga berupaya meningkatkan kerja sama di bidang engineering. Harapannya, ini bisa membuka kesempatan bagi mahasiswa kami untuk mengembangkan jenjang karirnya,” tutur Prof. Puji.
Kerja sama dengan Elsewedy Electric dilakukan utamanya dalam penerapan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Termasuk membuka kesempatan bagi fresh graduate dan alumni UGM untuk berkarir di Elsewedy Electric.
Seperti diketahui, Elsewedy Electric adalah perusahaan global yang bergerak di bidang energi untuk industri, infrastruktur, dan digital. Sejak didirikan pada tahun 1938, Elsewedy telah membuka bisnis di lebih dari 110 negara. Perusahaan yang berbasis di Benua Asia dan Afrika ini juga gencar mempromosikan energi bersih melalui digitalisasi, dekarbonisasi, dan transisi berkelanjutan. Walid Tayel, Group Chief Human Resources Officer Elsewedy Electric dalam sambutannya berharap kegiatan penandatangan kerja sama ini dapat menarik minat mahasiswa untuk bekerja di bidang teknik dan elektrifikasi. “Kerja sama Indonesia dan Mesir sudah terjalin lama. Kami memiliki 40.000 mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Mesir, dan kami menjamin mahasiswa UGM bisa mendapatkan pengalaman terbaiknya di perusahaan kami,” ucap Walid.
Melalui MoU tersebut, kata Walid, perusahaan berkomitmen untuk menyediakan kesempatan magang bagi mahasiswa UGM, mengadakan sesi penyuluhan bisnis, kerja sama penelitian, hingga kolaborasi dan kompetisi antar mahasiswa.
Sejalan dengan itu, John Barsoum, selaku Human Resources Director menyebut kerja sama industri dengan kampus menyimpan peluang besar. “Kita ingin meningkatkan dan mengambangkan bisnis sekaligus menjalin kemitraan. Indonesia memiliki potensi yang besar. Begitupun dengan perguruan tinggi, terutama di bidang engineering,” tuturnya.
Ia menyebutkan saat ini Elsewedy memiliki tujuh lini bisnis di seluruh dunia, yakni industri kabel, produk elektronik, mesin dan konstruksi, digital, investasi infrastruktur, jaringan listrik, dan pendidikan.
Setelah penandatanganan MoU, acara dilanjutkan dengan sesi ‘Elsewedy Electric Career Day’ bersama puluhan mahasiswa UGM. Sebagai wujud dari komitmen, Elsewedy melangsungkan Graduate Development Program (GDP) untuk mahasiswa UGM. Program ini terdiri dari serangkaian pelatihan intensif, pengenalan lingkungan kerja, peningkatan efektivitas kerja, hingga kesempatan magang di perusahaan. Melalui kegiatan ini, lulusan UGM diharapkan dapat memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Tentunya hal ini menjadi upaya untuk mendorong tingkat penyerapan tenaga kerja di tanah air.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie