Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu guru besar terbaik di bidang penyakit dalam, Prof. Dr. dr. H. R. Mochammad Sja’bani Mardjopranoto, Sp.PD-KGH, M.Med.Sc, dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan meninggal dunia pada hari Rabu (2/10) pukul 11.49 WIB WIB dalam usia 78 tahun.
Segenap keluarga dan puluhan civitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat dan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa menyampaikan duka mendalam kepada keluarga saat disemayamkan di Balairung UGM, Kamis (3/10).
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan kedukaan mendalam dan mengajak seluruh sivitas untuk memanjatkan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta diterima segala amal ibadahnya. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan, senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan,” ujarnya.
Baiquni turut mengenang Prof. Sja’bani sebagai pribadi yang ramah dan sabar sehingga senantiasa memberikan kenyamanan, baik di lingkungan akademis maupun lingkungan kerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam ginjal. Beliau adalah sosok yang tekun dan gigih dalam memberikan kontribusinya terhadap bidang keilmuan yang ia dalami.
Prof. Sja’bani diangkat sebagai guru besar pada Rapat Terbuka Universitas pada tanggal 14 April 2001 lalu. Pada kesempatan kala itu, beliau menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pencegahan Kekambuhan Batu Ginjal Jenis Batu Kalsium Idiopatik”. Dalam pidato tersebut disampaikan kebiasaan-kebiasaan kecil, seperti menjaga pola makan dan minum, sangat berpengaruh bagi kesehatan ginjal. Kebiasaan tersebut ialah minum dua gelas air mineral yang dicampur dengan dua jeruk nipis sesudah makan malam dapat mengurangi risiko penyakit yang dialami oleh kantong kemih. Kebiasaan itu dapat meningkatkan nilai kadar dan total sitrat, peningkatan kadar dan total kalium, menurunkan rasio kalium terhadap sitrat dan meningkatkan volume air kemih malam dan 24 jam.
Selain itu, Sja’bani juga menyampaikan bahwa kebiasaan makan bila telah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang dan tidak mengkonsumsi protein secara berlebihan. Dengan melakukan dua kebiasaan tersebut, serta mengurangi konsumsi garam, mengonsumsi kalsium dengan jumlah yang cukup, dan mengonsumsi protein rendah fosfat, diharapkan dapat menurunkan atau mencegah kekambuhan batu ginjal kalium idiopatik.
Penulis : Tiefany
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie