Direktorat Kemahasiswaan UGM, melalui Subdirektorat Pengembangan Karakter Mahasiswa, menggelar Workshop Special Management Skills bertajuk “Berani Berwirausaha di Era Digital” pada Sabtu (27/6) secara daring. Lokakarya ini merupakan salah satu rangkaian dari Program Mahasiswa Wirausaha UGM 2020 yang juga digelar Kemahasiswaan UGM.
Sebagai pembicara, Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Pendiri OK OCE, dihadirkan untuk berbagi pengalaman dan kiat-kiat dalam berwirausaha. Kehadiran Sandiaga bukanlah yang pertama kalinya dalam pagelaran PMW selama ini.
Sandiaga memulai pemaparannya dengan menyatakan bahwa hampir semua negara mengalami krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Krisis ini ia sebut lebih besar jika dibanding dengan krisis finansial tahun 1997/1998 atau 2008. Meskipun demikian, ia bersyukur karena Indonesia masih mampu bertahan karena masih berada di peringkat keempat dalam pertumbuhan ekonomi dunia. “Kini saatnya untuk memikirkan strategi guna meningkatkan perkonomian negara kita,” ujarnya.
Sektor yang menurut Sandiaga paling vital, baik karena terdampak pandemi ataupun potensial untuk membangkitkan perekonomian negeri ini adalah UMKM atau wirausaha. Ia menyebut bahwa sekitar 97 persen lapangan kerja tersedia dari UMKM. Namun, hanya 3 dari 10 pengusaha di Indonesia termasuk kategori wirausaha.
Sandiaga menyebut pertumbuhan wirausaha dan UMKM menjadi penting ke depannya. Hal itu mengingat ancaman bonus demografi atau lebih banyaknya usia produktif dibanding ketersediaan lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, Sandiaga menyebut mulai saat ini, walaupun di tengah pandemi, kita harus tetap semangat. Ia menyatakan banyak peluang tersedia sekarang ini bagi para wirausahawan. Hal itu seperti kesehatan, teleconferencing, dan teleworking. Selain itu, bidang pendidikan juga terdapat Massive Online Open Course yang bisa dikembangkan. Bidang pangan juga potensial karena kondisi sekarang banyak memutus jalur logistik dan produksi.
“Berdasarkan prediksi pakar, akhir tahun atau awal tahun depan, pandemi ini akan menyebabkan krisis pangan. Oleh karena itu, saya berpesan kepada para wirausahawan muda di UGM ini untuk memikirkan yang namanya foodpreneur. Jangan hanya mengonsumsi produk impor, tapi dahulukan produk lokal dari petani-petani kita,” paparnya.
Kemudian, hal yang penting, menurut Sandiaga dalam mengeksekusi peluang tersebut adalah dengan mengoptimalisasi platform digital. “Dengan mengoptimalisasi digital, kecepatan bisnis kita akan meningkat. Tidak hanya berjualan daring saja, tetapi juga payment, fulfilment, dan advertisement,” terangnya.
Meskipun demikian, Sandiaga tetap berpesan agar prioritas sekarang ini tetap menjaga risiko kesehatan terendah kita. Hal itu karena pandemi belum usai, dan investasi terbesar seorang wirausahawan adalah tubuhnya. “Dalam menggelar bisnis, kita masih tetap harus menetapkan protokol ketat guna mencegah penyebaran virus ini,” terangnya.
Sementara itu, Dr. R. Suharyadi, M.Sc., Direktur Kemahasiswaan UGM, menyatakan dengan adanya skema Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah mendukung mahasiswa untuk menjadi wirausahawan. Hal itu karena skema tersebut memberi kebebasan mahasiswa untuk mengembangkan potensi di luar bidang yang dipelajarinya.
“Dengan demikian, dengan mengikuti program PMW ini, para mahasiswa mendapat tiga keuntungan sekaligus. Pertama, mereka akan mendapat ilmu tentang kewirausahaan. Kedua, kegiatan ini akan masuk ke dalam sks mereka. Ketiga, dapat menjadi bekal untuk mempersiapkan diri sebagai wirausahawan di masa mendatang,” terangnya.
Selain Sandiaga Uno, lokakarya juga menghadirkan empat alumni UGM yang juga alumni program PMW yang kini telah sukses berwirausaha. Mereka adalah Yoyok Rubianto, S.T. (CEO Chairman Yoshugi Media Group), M. Abdul Zulfikar, S.Pt. (CEO PT. Madhar Madhava Manggala dan Ketua Yayasan Kajianmu), Andromeda Sindoro, S.Pt. (CEO Sweet Sundae Ice Cream), dan Bryan Erfanda Putra, S.T.P. (Captain Selling|Founder E Club). Keempatnya hadir untuk berbagi pengalaman bisnisnya masing-masing kepada para peserta PMW tahun 2020 ini.
Penulis: Hakam