Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada menggelar pemutaran terbatas Film Setan Alas di bioskop Empire XXI Yogyakarta, Minggu (20/10) lalu. Meski belum dirilis secara resmi di bioskop, film garapan Yusron Fuadi, Dosen Departemen Teknik Elektro dan Informatika Sekolah Vokasi UGM ini masuk nominasi Best Film di Cinequest International Film Festival untuk kategori Science Fiction & Thriller dan screening world premiere di Texas Amerika Serikat.
Film bergenre horor ini, mengisahkan cerita sekelompok mahasiswa memutuskan untuk berkemah di sebuah rumah tua warisan milik Ani (Putri Anggi) yang berada di tengah hutan misterius. Rumah tersebut memiliki nuansa horor klasik. Di rumah itu terdapat sumur tua yang sudah kering airnya, lantai yang retak, lukisan menyeramkan, ada penjaga vila misterius, dan rahasia kelam keluarga Ani yang pernah tinggal di sana.
Klimaks cerita terjadi ketika Budi (Abraheem Abdulwahhab) tewas secara misterius setelah ditikam di ranjang bersama Ani. Ketegangan meningkat saat keempat teman yang tersisa saling mencurigai siapa pembunuh Budi. Ketika mereka berusaha kabur, ban mobil mereka mendadak kempes, sehingga mereka harus berjuang melarikan diri melalui hutan.
Film ini dibintangi oleh aktor-aktor muda seperti Putri Anggi sebagai Ani, Abraheem Abdulwahhab sebagai Budi, Anastasia Herzigova sebagai Wati, Adhin Abdul Hakim sebagai Iwan, dan Winner Wijaya sebagai Amir. Selain itu, Hanung Bramantyo turut tampil ambil bagian sebagai Hanung Muda, sang penulis skenario amatir.
Yusron Fuadi, selaku sutradara Setan Alas, menyampaikan bahwa ide naskah ini berawal dari pemikiran bahwa karakter-karakter ciptaan seorang penulis dapat memiliki kecerdasan dan kesadaran sendiri. Karakter-karakter tersebut seolah terjebak dalam ketidakpastian, di mana hidup dan mati mereka dipengaruhi oleh imajinasi penulis serta batasan produksi. “Apakah takdir sudah ditentukan sebelumnya, atau kita memiliki kendali penuh atas hidup kita? Jika sudah ditentukan, mengapa repot-repot? Jika kita memiliki kendali penuh, mengapa terkadang kita merasa tidak berdaya?” ujar Yusron mengenai tema filosofis yang menjadi landasan cerita.
Sutradara kenamaan, Hanung Bramantyo, menyampaikan kekagumannya terhadap Yusron dan ide-ide yang ada dalam naskah film ini. “Buat saya, secara skrip dan skenario, sangat mind-blowing (mencengangkan). Saya percaya bahwa Yusron bisa membuat film yang sangat bagus, dan saya sangat mengagumi ide-ide yang dia miliki,” katanya.
Meski tanggal rilis resminya untuk diputar di bioskop belum ditentukan. Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., menyatakan film ini merajut kerja sama dengan semua fakultas dan juga perguruan tinggi di luar UGM. “Pemainnya tidak hanya berasal dari Sekolah Vokasi, tetapi juga dari fakultas lain. Syutingnya melibatkan mahasiswa UGM dan siswa SMK di Indonesia turut berpartisipasi, menjadi bagian dari proses pembelajaran mereka,” ujarnya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., turut hadir memberikan dukungan pada penayangan terbatas tersebut. “Selamat untuk teman-teman Vokasi, semuanya. Dan janji saya, saya akan ikut advokasi ke Kementerian untuk film ini,” ujar Ova, memperlihatkan komitmen universitas dalam mendukung industri kreatif.
Film dengan judul internasional The Draft! ini merupakan film kedua yang diproduksi oleh Sekolah Vokasi UGM, setelah film Tengkorak pada 2018, yang berhasil meraih nominasi Best Film di Cinequest International Film Festival untuk kategori Science Fiction & Thriller. Film Setan Alas melanjutkan jejak pendahulunya dengan memenangkan penghargaan Best Storytelling, Best Film, dan Best Editing di Indonesian Screen Awards pada Jogja-Netpac Film Festival.
Fani, produser Setan Alas yang juga dosen di Departemen Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi, menuturkan bahwa film ini telah memperoleh respons positif di berbagai ajang internasional. “Dua minggu lalu, kami mendapat undangan untuk screening world premiere di Texas, dan tanggapannya luar biasa. Pada 2 November nanti, kita akan ke London untuk screening, dan tanggal 16 ke Toronto,” ungkap Fani.
Penulis : Rahma Khoirunnisa
Editor : Gusti Grehenson