Ketahanan Pangan merupakan sebuah aspek yang penting untuk dimiliki semua bangsa untuk mengantisipasi ancaman kelaparan sekaligus mencetak SDM dengan kualitas yang tinggi lewat pemenuhan asupan makanan bergizi. Hasil riset dari peneliti dan akademisi di perguruan tinggi diharapkan bisa diaplikasikan dalam mendorong peningkatan produksi pangan nasional. Hal itu mengemuka dalam Konferensi Nasional Pengabdian Pada Masyarakat yang bertajuk “Peningkatan Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat untuk Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim”, Rabu (23/10), di Grand Rohan Hotel Yogyakarta.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menyampaikan bahwa kaum intelektual dan akademisi harus mampu memastikan bahwa gagasan-gagasan yang dibuat haruslah bisa untuk diaplikasikan secara praktis sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat. “Jika produksi pengetahuan yang dihasilkan dari riset dari laboratorium, dari berbagai perspektif itu akan bisa menjadi ambisi buat masyarakat, ia menciptakan ketangguhan-ketangguhan baru, ”Jelas Arie.
Dr. Jundika Chandra Kurnia selaku Associate Professor di Curtin University Malaysia yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut, menyampaikan sebuah ide yang menurutnya dapat digunakan untuk menghadapi isu ketahanan pangan dan juga perubahan iklim di kalangan masyarakat secara efektif. Ide yang dipresentasikan oleh Jundika adalah Agrivoltaik, sebuah inovasi yang menggabungkan pertanian dengan energi surya untuk mencapai net zero emission. “Konsep ini dapat menciptakan sumber energi ramah lingkungan yang bisa mengurangi jejak karbon sekaligus mengurangi ongkos energi yang harus dikeluarkan oleh Petani,” katanya.
Menurut Jundika, dengan memasang panel surya di atas perkebunan, masyarakat dapat melindungi tanaman dari cuaca panas ekstrem serta mengurangi penguapan air yang kemudian menjadikan agrikultur yang ditanam semakin subur. Selain itu, dengan agrivoltaik petani dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan mendapatkan sumber energi yang bisa mengurangi biaya energi. “Apa yang akan terjadi kalau misalnya diesel air itu diganti dengan solar powered pump? Kita bisa menghemat biaya diesel” ungkapnya.
Sementara Chief Editor, Indonesian Journal of Community Engagement Universitas Gadjah Mada, Dr. Yani Rahmawati, S.T., M.T. turut mengajukan sebuah ide yang dapat dimanfaatkan di bidang ketahanan pangan yaitu aplikasi dari Lean Theory yang disebut dengan Manajemen Ramping. Menurut Yani, Manajemen Ramping adalah sebuah teori yang meningkatkan efisiensi sebuah proses yang dalam konteks ini berarti semua proses yang berhubungan dengan pangan. “Mulai dari proses produksi, hingga pengolahan limbah. Hasilnya limbah makanan dari proses-proses tersebut semakin berkurang dan bahan pangan bisa dimanfaatkan secara lebih matang dan efisien,” katanya.
Menurutnya, limbah makanan yang berkurang serta proses distribusi yang lebih efisien akan berdampak pada jejak karbon yang dihasilkan, dimana jejak karbon yang dihasilkan akan menjadi lebih sedikit. Disamping itu, manfaat dari aplikasi manajemen ramping tadi salah satunya bisa mencapai karbon yang rendah.
Soal pengabdian kepada masyarakat, Dosen Arsitektur Fakultas Teknik UGM Ardhya Nareswari, S.T., M.T., Ph.D., menilai kolaborasi merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam melakukan sebuah pengabdian. Kolaborasi yang terjalin dengan baik dengan pihak yang tepat akan mempermudah penanganan ketika kejadian yang terjadi secara tiba-tiba utamanya terhadap kejadian luar biasa yang terjadi saat pengabdian dilakukan.”Salah satunya seperti kejadian Mahasiswa bantu persalinan seorang Ibu di kapal yang terjadi belum lama ini di Pulau Liki. Kolaborasi dengan warga lokal memupuk kepercayaan antar mahasiswa dengan warga sehingga memungkinkan proses persalinan untuk terjadi,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Fakultas Filsafat UGM, Dr. Iva Ariani menerangkan terkait pentingnya publikasi dalam pengabdian masyarakat. Iva menjelaskan bahwa dengan publikasi, para intelektual, dan juga akademisi dapat melakukan transfer ilmu teknologi serta menyampaikan informasi pada masyarakat .“Dengan publikasi maka membuka peluang terjalin kerjasama dengan mitra. Oh iya, daerah sana perlu uluran tangan maka akademisi yang memikirkan bagaimana solusinya, bagaimana programnya, pendanaan kerjasama dengan mitra industri,” ungkapnya.
Penulis : Hanif
Editor : Gusti Grehenson