Sebanyak 1.814 mahasiswa baru program pascasarjana dikenalkan tentang nilai-nilai UGM dalam Kuliah Umum Pionir Gadjah Mada bertemakan “Kolaborasi Keilmuan: Sinergi Keilmuan”, Selasa(29/10), di Grha Sabha Pramana. Pengenalan nilai-nilai ke-UGM-an ini agar mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus sekaligus memiliki sikap religius, amanah, dan memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Tidak hanya itu, mahasiswa juga diharapkan selalu mengutamakan sikap jujur, memiliki nasionalisme dan kebangsaan yang kuat, selalu aktif berpikir kritis, memiliki intelektualitas yang memadai, serta menjaga persaudaraan dan disiplin diri.
Di hadapan mahasiswa baru, Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan UGM memiliki 5 jatidiri Universitas, yakni sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan. Kelima jati diri tersebut diwujudkan dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Masih terkait dengan jati diri UGM, Sekretaris Universitas UGM, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., menambahkan bahwa UGM dinamai sebagai Universitas Gadjah Mada oleh para pendiri karena para pendiri UGM menginginkan supaya para mahasiswa yang mengenyam pendidikan di kampus ini dapat menaikkan derajat kampusnya seperti patih Gajah Mada di era kejayaan kerajaan Majapahit. “Kalau Anda punya keluhuran budi, ketajaman visi, keluasan pandangan, kebaktian, dan nilai-nilai luhur lainnya maka Anda akan lebih tinggi pamornya dibandingkan seorang Raja,” Jelas Andi.
Sementara Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana menekankan pentingnya sinergi serta kolaborasi. Hal ini dikarenakan para mahasiswa dan akademisi dapat berbagi pengetahuan agar para akademisi dapat menciptakan sebuah inovasi yang dapat bermanfaat untuk masyarakat di Indonesia maupun global. “Sinergi dan Kolaborasi, itu penting sekali. bisa bayangkan ya, kalau saya tidak kolaborasi maka saya tidak bisa masuk dan paham soal medis, atau sebaliknya temen-temen medis tidak bisa membuat alat. Sehingga nanti dikombinasi terjadilah suatu produk yang bisa kita kembangkan,” jelas Kuwat.
Guru Besar FEB UGM Prof. Nurul Indarti menyampaikan bahwa Sinergi dan kolaborasi dapat menghasilkan berbagai manfaat, baik untuk civitas akademika, maupun individu dari mahasiswa itu sendiri. “Manfaat Kolaborasi efektivitas solusi yang lebih tinggi, bisa mempercepat inovasi, persiapan lulusan untuk dunia kerja yang lebih kompleks. Ini tampaknya menjadi domain perguruan tinggi dalam menyiapkan pemimpin,” pungkasnya.
Penulis : Hanif
Foto : Firsto