Departemen Bahasa, Seni, dan Budaya Sekolah Vokasi kembali menyelenggarakan Pameran Arsip UGM 2024. Untuk kali ini pameran kearsipan menghadirkan tema “Sisa-Sisa Kita: Sampah dalam Catatan yang Terserak di Yogyakarta”. Pameran kali ini menampilkan lebih kurang 200 karya dalam bentuk kartografi, tekstual, audiovisual dan arsip karya seni. Pameran Arsip UGM 2024 dibuka untuk umum selama 5 hari, 4 – 8 November 2024 di Gedung Iso Reksohadiprodjo, Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi pukul 08.00 WIB – 19.00 WIB.
Ketua Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi, Dr. Nuryuda Irdana, M.M mengatakan kegiatan pameran arsip ini merupakan kegiatan yang telah berlangsung secara rutin dengan mengangkat tema yang berkaitan dekat dengan kehidupan nyata sekitar kampus. Dua tahun sebelumnya, mengakat tema Sumbu Filosofi dan kemudian pameran mengangkat tema tentang Covid. Sedangkan tahun ini mengangkat tema tentang persoalan sampah.
“Hari ini pameran menghadirkan tema yang masih cukup hangat terkait sampah. Karena saya kira semua merasa dampak terkait sampah terutama setelah pembuangan akhir sampah di Piyungan ditutup,” katanya saat membuka pameran,Senin (4/11).
Nuryuda menyampaikan masalah sampah menjadi perhatian bersama. Dengan pameran ini diharapkan bisa menjadi pengingat kembali (reminder) sekaligus triger dan awal kesadaran bersama bahwa sampah bisa dikelola dengan baik. “Tentunya kedepan bagaimana rencana peran kita karena ini lebih terkait dengan berbagai aspek dan bidang sehingga tidak hanya bisa diselesaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup saja, soal sampah adalah pekerjaan . rumah bersama,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Waluyo perwakilan Program Studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi. Tema “Sisa-Sisa Kita: Sampah dalam Catatan yang Terserak di Yogyakarta” dinilainya sebagai tema yang kontekstual terhadap isu-isu kekinian. “Menjadi kebanggaan kami adanya empati teman-teman mahasiswa menentukan pilihannya pada tema kali ini. Mungkin tidak mainstream karena pameran arsip biasanya memamerkan yang terkait heritage yang besar-besar, tapi kali ini menyentuh pada kehidupan sosial kemasyarakatan pada problem-problem yang ditangkap teman-teman mahasiswa”, ucapnya.
Iapun sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pameran ini menjadi tradisi baik dan kedepan diharapkan muncul ekspose-ekspose dari berbagai mata kuliah lain tidak hanya mata kuliah Pameran Arsip. “Sudah 12 kali sejak prodi ini masih bernama program D3 Kearsipan, dan kini menjadi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi sejak 2019. Seingat saya dulu diawali dengan pameran bertema dolanan anak”, terangnya.
PIC Kegiatan Pameran Arsip UGM 2024, Irfan Rizky Darajat menambahkan kegiatan arsip yang sedang berlangsung saat ini merupakan kegiatan dari bagian mata kuliah. Mata kuliah tersebut bernama Pameran Arsip dengan besaran 4 SKS. Dalam tugasnya para mahasiswa mampu menghadirkan Pameran Arsip sebagai rangkaian kerja. Pameran ini ibarat sebagaimana proses kearsipan dimulai dengan penciptaan hingga ke pengelolaan, dan hasilnya bisa dipamerkan dalam bentuk publikasi arsip atau dipromosi atau sebagai program publik untuk masyarakat.
“Salah satu bentuk dari program publik itu adalah pameran. Dalam hal ini teman-teman menyusun atau mempraktekan apa yang sudah dipelajari dalam teori kemudian dipraktekkan dalam suatu kegiatan yang memang harus bisa dihadiri publik. Prodi Kearsipan atau Prodi Pengelolaan Arsip dan rekaman informasi bukan institusi kearsipan sehingga metode yang kami pakai adalah mengumpulkan arsip dari berbagai sumber dengan satu tema tertentu”, jelasnya.
Terkait tema sampah yang diangkat, Irfan Rizky menyatakan dengan tema kali ini ingin menunjukkan bahwa melalui pendekatan dokumentasi hubungan dalam kearsipan bukan melulu hanya peristiwa-peristiwa yang telah berjalan jauh (lampau). Melalui pameran arsip bisa juga membicarakan hal-hal yang dekat peristiwa saat ini. “Bagaimana kita bisa berbicara dengan publik terkait isu-isu yang terkini. Sebagaimana tahun lalu juga kami juga mengadakan yang isinya juga baru terkait Pandemi Covid, dan hari ini adalah temanya tentang sampah yang dekat dengan hidup kita karena sampah menjadi keresahan kita bersama baik individu maupun sebagai satu organisasi di lingkungan kampus, pemerintah maupun di komunitas masyarakat”, imbuhnya.
Faisol Fajar Bagus Junaedi selaku ketua panitia pameran mengakui pameran tahun ini mengusung tema yang sangat relevan dan sedang hangat di lingkungan sekitar kampus. Dengan pameran ini ingin mengajak pengunjung merenungkan bagaimana isu sampah telah mempengaruhi pengalaman hidup sehari-hari, bagaimana semuanya dapat mencatatkan dan mengarsipkan pengalaman tersebut untuk generasi mendatang. “Melalui pameran ini, kami berharap dapat memberikan wawasan tentang masalah sampah yang menjadi permasalahan lintas sektoral sangat kompleks di berbagai daerah”, katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto