Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. Dr. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D., tutup usia pada Kamis, 14 November 2024, pukul 21.59 WIB di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Jenazah beliau dimakamkan di TPU UGM Sawitsari, pada 15 November 2024 setelah upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM.
Prof. Sunartini lahir di Yogyakarta pada 1 Desember 1947. Setelah menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada dan lulus sebagai dokter pada tahun 1973, beliau melanjutkan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan Anak di UGM, yang dirampungkan pada 1982. Selanjutnya, gelar doktor diperoleh dari Kobe University, Jepang, pada tahun 2005.
Karier Prof. Sunartini di UGM dimulai pada 1974 sebagai tenaga pengajar. Seiring waktu, beliau menduduki berbagai jabatan strategis, seperti Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM (2006–2009) dan Direktur Pelayanan Medik, Penunjang Medik, dan Keperawatan di Rumah Sakit Akademik UGM (2011). Selain itu, beliau juga aktif sebagai anggota Senat Sementara Sekolah Vokasi pada 2012.
Sebagai seorang dokter, Prof. Sunartini selalu memegang prinsip bahwa profesi ini adalah untuk melayani kemanusiaan, bukan untuk mencari kekayaan. Prinsip inilah yang mengarahkan beliau untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tulus kepada pasien dan membimbing mahasiswanya dengan hati nurani. Dalam pengajaran, beliau menekankan pentingnya integritas, empati, dan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai Guru Besar, Prof. Sunartini menyampaikan pidato pengukuhan pada 29 Mei 2009, dengan tema “Deteksi Gangguan Perkembangan Otak dan Pengembangan Potensi Anak dengan Kemampuan dan Kebutuhan Khusus.” Pidato ini mencerminkan kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan komitmennya untuk mendukung pengembangan potensi mereka melalui pendekatan medis yang holistik.
Tidak hanya sampai di situ, Prof. Sunartini pun turut aktif dalam kegiatan sosial. Beliau mendirikan Yayasan Peduli Distrofi Muskular Indonesia, sebuah organisasi yang fokus pada pendampingan dan pengobatan anak-anak dengan gangguan otot. Beliau juga menjabat sebagai Direktur eksklusif Children House Lare Utami Yogyakarta, sebuah lembaga yang menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak. Atas dedikasinya ini, beliau kemudian dianugerahi Satyalancana Karya Satya XXX dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2011.
Kiprah sosial ini mencerminkan komitmen beliau terhadap kemanusiaan, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus. Bahkan setelah pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1 Januari 2018, beliau tetap aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi, menunjukkan semangat pengabdian yang tidak pernah padam.
Seluruh civitas akademika UGM mengiringi perjalanan terakhir beliau dengan doa terbaik. “Dedikasi, perjuangan, dan karya beliau selama di Universitas Gadjah Mada tentu akan senantiasa kita kenang dalam keabadian,” tutup Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo.
Warisan Prof. Sunartini akan terus hidup dalam bentuk inovasi pendidikan dan pengabdian yang telah beliau lakukan selama hidupnya. Salah satu pesan terakhir beliau yang selalu dikenang adalah pentingnya “Never Ending Innovation” dalam pendidikan kesehatan, sejalan dengan visi Universitas Gadjah Mada untuk terus melahirkan inovasi demi kemajuan bangsa.
Penulis : Rahma
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie