Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan pengabdian Padukuhan Jaban, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman dengan aksi bersih-bersih sungai, penebaran benih ikan dan udang, serta pemasangan papan anjuran/larangan di sepanjang pinggir Sungai Boyong, Minggu (24/11).
Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si selaku Koordinator Pelaksana Pengabdian mengatakan kegiatan pengabdian dimaksudkan untuk menjaga ekosistem perairan. Dengan upaya menjaga dan melestarikan sungai diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat, sekaligus berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan perairan, khususnya sungai. “Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat rutin yang dilakukan Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan sungai untuk kehidupan”, ujarnya.
Untuk kegiatan kali ini melibatkan lebih dari 75 peserta yang terdiri dari dosen Prodi MSA, mahasiswa baik S-1 dan S-2, dan perwakilan masyarakat dan bersinergi dengan Kelompok Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS) Sungai Boyong dan Buntung, Desa Sinduharjo. Secara kebetulan kegiatan pengabdian bersamaan dengan acara Merti Kali. “Kebetulan pas, jadi Merti Kali ini sebagai ungkapan rasa terima kasih masyarakat kepada sungai yang menjadi bagian penting bagi kehidupan mereka”, terang Eko Setyobudi.
Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc selaku Ketua Program Studi MSA menyambut baik kegiatan pengabdian kali ini. Menurutnya ditengah perubahan lingkungan saat ini penting melakukan upaya memelihara dan melestarikan ekosistem perairan, termasuk sungai.
Dengan ekosistem yang sehat, disebutnya, akan memberikan layanan ekologi yang lebih baik, dan dapat menunjang kehidupan masyarakat sekitar. Ia menilai kualitas air di Sungai Boyong tetap bersih meskipun di musim kemarau. Dengan kondisi ini tentunya menjadi berita baik untuk keberlanjutan biota perairan dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya perikanan. ”Kita semua berharap kegiatan penebaran benih ikan dan bersih-bersih sungai dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya program-program seperti ini, kita berharap akan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kebersihan sungai dan keberlanjutan sumber daya perikanan”, jelasnya.
Selain bersih-bersih sungai, pengabdian masyarakat yang dilakukan secara rutin oleh Program Studi MSA juga dilakukan tebar benih ikan untuk beberapa lokasi. Penebaran benih ikan diutamakan spesies endemik dan tidak invasive berupa 8000 benih ikan nilem dan 1250 benih udang galah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keragaman hayati sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan ekosistem perairan.
Ketua KPLS, Sumadi menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini. Ia berharap kegiatan pengabdian semacam ini akan terus dilakukan untuk program-program berikutnya. Iapun berharap informasi kegiatan pengabdian bersih-bersih sungai dan tebar ikan dapat tersebar luas. “Sungai Boyong merupakan salah satu sungai penting di wilayah Kabupaten Sleman, dan memiliki air yang cukup melimpah meskipun pada saat musim kemarau. Kita juga bersyukur karena saat ini bersamaan dengan penyelenggaraan Boyong Edufest, yang salah satunya adalah pameran poster dari kegiatan mahasiswa Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM”, ucap Sumadi.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Dok.Prodi MSA