Birrul Qodriyah, alumni penerima beasiswa Bidik Misi UGM yang sukses menyelesaikan pendidikan hingga S2 dan merintis usaha membagikan kisah inspiratifnya pada pembekalan mahasiswa penerima KIP-K, Selasa (26/11). Dihadapan 1.700 mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) 2024, Birrul menceritakan bagaimana perjalanannya ketika pertama kali menerima bantuan pendidikan tinggi hingga menyandang sejumlah gelar dan prestasi.
Birrul menjadi penerima program bidik misi pada tahun 2010 di Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Perempuan asal Bantul yang kini merintis usaha furniture tersebut kembali mengenang masa-masa kuliahnya. Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berprestasi.“Hari pertama pengumuman saya keterima di UGM, saya menulis saya akan menjadi mahasiswa terbaik satu UGM, dalam situasi saya nggak ngerti mahasiswa terbaik satu UGM itu gimana,” tutur Birrul.
Apa yang diimpikan Birrul dengan kerja kerasnya, tiga tahun kemudian, ia berhasil meraih keinginannya dengan menjadi sebagai Mahasiswa Berprestasi UGM tahun 2013. Dari pengalaman ini, Birrul memetik pengalaman bahwa kemauan bisa datang dari mana saja. Selama seseorang memiliki kepercayaan diri dan afirmasi bahwa cita-citanya bisa tercapai, maka akan memudahkan usaha dan tekad untuk mewujudkannya. Hal itu dialami sendiri oleh Birrul. “Dulu saya lihat kakak kelas saya pernah berbincang-bincang dengan presiden. Dalam hati saya berdoa agar bisa bertemu dan berbincang dengan presiden juga. Dan ternyata diwujudkan oleh Allah SWT,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Birrul terpilih menjadi perwakilan mahasiswa bidik misi seluruh Indonesia dan berkesempatan berpidato di depan presiden kala itu, yakni Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2014.
Setelah lulus dari UGM, Birrul melanjutkan pendidikan S2 di University of Edinburgh, Skotlandia dengan beasiswa LPDP Indonesia. Ia juga aktif mengikuti konferensi internasional dan membangun relasi mancanegara. Baru kemudian Birrul membangun usaha furniture bernama “Cabinesia” yang termotivasi dari keinginannya menciptakan lapangan kerja. “Saya telah dibiayai oleh negara untuk pendidikan, dan saya harus memiliki kontribusi. Mungkin belum banyak, tapi inilah bentuk kontribusi atas apa yang selama ini saya dapatkan,” ucap Birrul.
Selain berbagi pengalaman, Birrul juga menjabarkan tantangan apa saja yang dihadapi oleh mahasiswa di masa depan. Menurutnya, 30 tahun kemudian akan terjadi fenomena academic inflation. Semakin banyak lulusan perguruan tinggi nantinya, hingga tercipta kompetisi luar biasa khususnya dalam sektor lapangan kerja. Lulusan UGM diharapkan mampu menguasai berbagai kompetensi dan menjadi pionir dalam setiap generasi. Karenanya, Birrul menekankan pentingnya eksplorasi pengalaman dan soft skills semasa kuliah. “Kita hidup di era teknologi. Sayangnya banyak dari kita yang kekurangan essential soft skills. Waktu kita banyak dihabiskan dengan media sosial, namun sebatas konsumsi saja,” terang Birrul.
Ia mengingatkan agar mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar dan berkarya saat masih kuliah. Rajin belajar itu penting, namun jangan lupa memikirkan kontribusi apa yang bisa diberikan bagi masyarakat dan negara.
Program KIP-K yang berlangsung sejak tahun 2021 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pemberian bantuan pendidikan juga menjadi upaya UGM untuk menjamin proses belajar mahasiswa tanpa terhambat kondisi ekonomi. Kali ini, UGM menerima bantuan 1.676 mahasiswa KIP-K dan 24 mahasiswa dari usulan masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. menjelaskan, komitmen inklusivitas pendidikan harus terus dikawal. “Perluasan akses perguruan tinggi terutama bagi kelompok-kelompok yang selama ini marginal perlu dilakukan. Diutamakan juga untuk meningkatkan kualitas SDM, terutama untuk pembangunan nasional,” jelas Arie.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan, Dr. Sindung Tjahyadi M.Hum. Adanya beasiswa KIP-K bisa membantu mahasiswa untuk mengakses pendidikan di kampus UGM. “Sangat membantu sekali bagi mereka untuk meningkatkan akses pendidikan,” paparnya.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto. : Firsto