Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ninevah University, Irak. Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Pimpinan, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada, dengan dihadiri Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA, serta Presiden Ninevah University, Prof. Dr. Osama Ismael Al-Mashhadani.
Dalam sambutannya, Prof. Wening menyatakan bahwa kerja sama ini tidak hanya menjadi awal dari kolaborasi antara UGM dan Ninevah University, tetapi juga mencerminkan hubungan erat antara Indonesia dan Irak. “Ini tidak hanya menjadi awal kerja sama antara universitas kita, tetapi juga menjadi awal partnership antara Indonesia dan Irak,” ujarnya.
Prof. Wening juga menyoroti tantangan yang selama ini dihadapi UGM dalam menjalin kerja sama dengan institusi dari negara-negara di Timur Tengah. Diharapkan, kolaborasi dengan Ninevah University dapat menjadi langkah awal untuk membuka lebih banyak peluang di kawasan tersebut. “UGM telah menjalin hubungan dengan banyak universitas, tetapi kami masih menghadapi kesulitan untuk memasuki negara-negara Timur Tengah,” tambahnya.
Presiden Ninevah University, Prof. Dr. Osama Ismael Al-Mashhadani, menyatakan optimismenya terhadap kerja sama yang terjalin ini. “Kami berharap setahun setelah penandatanganan MoU ini, kami dapat menerima sebanyak mungkin mahasiswa dari UGM,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ninevah University juga memperkenalkan program Study in Iraq Initiative, sebuah program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah Irak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pertukaran budaya dan kerja sama internasional dengan menawarkan beasiswa kepada mahasiswa asing. Beasiswa tersebut mencakup biaya kuliah dan akomodasi, dengan pelaksanaannya yang direncanakan mulai 15 Maret 2025.
Sebagai bagian dari diskusi, UGM juga memperkenalkan sejumlah program unggulan yang dimiliki, termasuk program pengabdian masyarakat (community service). Prof. Wening menyoroti bahwa program pengabdian masyarakat UGM telah menarik partisipasi dari mahasiswa berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, serta negara-negara di Asia Tenggara. “Banyak mahasiswa dari negara-negara tersebut yang berkolaborasi dengan kami melalui program pengabdian masyarakat demi memberikan manfaat bagi komunitas lokal,” ungkapnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa dan dosen dari kedua universitas untuk terlibat dalam berbagai kegiatan akademik, penelitian, dan program pertukaran. Dengan dimulainya implementasi program Study in Iraq Initiative pada tahun depan, peluang bagi mahasiswa UGM untuk melanjutkan studi di Irak menjadi semakin nyata. Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam membangun hubungan yang lebih erat antara UGM dan Ninevah University, sekaligus memperkuat posisi UGM dalam kancah internasional.
Penulis : Rahma Khoirunnisa
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie