Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu Guru Besar bidang embriologi hewan, Fakultas Biologi, Prof. Dr. Mammed Sagi, M.Si., meninggal dunia pada hari Sabtu (30/11) pukul 11.49 WIB di usia 79 tahun.
Segenap keluarga dan puluhan sivitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat dan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa menyampaikan duka mendalam kepada keluarga saat disemayamkan di Balairung UGM, Minggu (1/12).
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan kedukaan mendalam dan mengajak seluruh sivitas untuk memanjatkan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta diterima segala amal ibadahnya. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan, senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan,” ujarnya.
Baiquni turut mengenang Prof. Mammed sebagai pribadi yang ramah dan sabar sehingga senantiasa memberikan kenyamanan, baik di lingkungan akademis maupun lingkungan kerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam ginjal. Beliau adalah sosok yang tekun dan gigih dalam memberikan kontribusinya terhadap bidang keilmuan yang ia dalami.
Prof. Mammed dikukuhkan sebagai guru besar pada Rapat Terbuka Universitas pada tanggal 26 April 1999, tepat 25 tahun lalu. Pada kesempatan kala itu, beliau menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Embriologi dalam Model Biologi Terapan”. Dalam pidato tersebut, beliau menyampaikan tentang pentingnya mempelajari perkembangan embrio pada hewan. Ilmu ini akan berguna untuk masa depan apabila ditekuni secara profesional. Misalnya, embrio sapi dapat diteliti kebermanfaatannya untuk pengembangan ternak.
Selain itu, Mammed juga menyampaikan bahwa embrio hewan juga dapat dikembangkan untuk melestarikan satwa yang sudah langka. Embrio hewan tersebut adalah embrio harimau. Tidak hanya itu, Prof. Mammed juga menyarankan untuk mempelajari embrio dari berbagai spesies yang belum diketahui dengan tujuan inovasi baru yang nantinya dapat berguna di masa depan.
Dalam daftar riwayat hidup, Prof Mammed lahir di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, pada 13 Juni 1945. Ia mulai meniti karir sebagai dosen sejak 1970 dan mendapat gelar jabatan Guru besar pada tahun 1998. Semasa menjadi dosen, ia pernah mendapat penghargaan kesetiaan 25 Tahun tahun 1996, penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada 1999, Satyalancana Karya Satya 30 tahun pada 2001.
Penulis : Tiefany
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie