Mahasiswa Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi wisata kuliner bertajuk “Nitirasa Brayut” di desa wisata Brayut, Pendowoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini merupakan hasil kolaborasi intensif selama tiga bulan antara mahasiswa, praktisi, dan masyarakat desa dalam rangka memperkaya diversifikasi wisata di Desa Wisata Brayut.
Peluncuran “Nitirasa Brayut” yang dilangsungkan pada Jumat (6/12) dihadiri oleh 20 wisatawan yang ikut menikmati pengalaman unik ini. Pengunjung diajak untuk mengikuti pengalaman asyik belajar memasak di tengah suasana desa yang asri. Setelah itu, mereka diajak untuk menyantap langsung hasil masakan bersama masyarakat desa.
Koordinator mahasiswa, Nadine Nabila, menyebut bahwa program ini tidak hanya menghadirkan makanan khas desa, tetapi juga ingin memberikan nilai lebih bagi pengunjung dengan melibatkan wisatawan dalam proses memasaknya. “Kami ingin memberikan pengalaman autentik kepada wisatawan, misalnya dengan belajar membuat Legondo, jajanan khas yang hanya dibuat pada acara tertentu,” kata Nabila dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Senin (16/12).
Program “Nitirasa Brayut” merupakan bentuk nyata penerapan pembelajaran dari Program Praktisi Mengajar, salah satu bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selama tiga bulan, mahasiswa Program Studi Pariwisata UGM melakukan survei, diskusi, dan kolaborasi dengan masyarakat untuk merancang konsep wisata berbasis pengalaman langsung. “Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibimbing langsung oleh dosen dan praktisi profesional dalam program Praktisi Mengajar,” katanya.
Koordinator Program Praktisi Mengajar UGM, Ganies Riza Aristya, mengapresiasi kolaborasi ini. Menurutnya, lewat program Praktisi Mengajar, mahasiswa belajar langsung di lapangan bersama masyarakat. “Saya kira ini menjad kesempatan untuk menjembatani teori yang didapat di kelas dengan realitas di lapangan,” jelasnya.
Salah satu praktisi, Hannif Andy Al Anshori, menambahkan bahwa Program Praktisi Mengajar mendorong mahasiswa peserta mata kuliah Pariwisata Berbasis Masyarakat menghadapi studi kasus secara langsung di lapangan. Para mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan desa. “Mahasiswa hadir untuk menemukan kebutuhan masyarakat, dan bersama-sama menciptakan produk wisata yang relevan,” ujarnya.
Melalui inovasi ini, mahasiswa UGM melalui program Praktisi Mengajar kembali membuktikan bahwa sinergi antara pendidikan, praktisi, dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi wisata yang bermanfaat bagi semua pihak “Program ini menunjukkan antusiasme masyarakat dan wisatawan yang luar biasa. Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi pengembangan wisata berbasis Masyarakat,” kata Hannif.
Ketua Desa Wisata Brayut, Darmadi, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini yang menurutnya sedikit banyak telah membantu menciptakan ragam wisata baru berbasis kuliner di Desa Brayut. Sebelumnya Desa Wisata ini hanya berfokus pada wisata budaya dan alam. “Inovasi program ini menambah pengalaman unik bagi wisatawan dan tetap berbasis potensi lokal,” ujarnya.
Reportase : Novia Assifa Belladinna/Tim Praktisi Mengajar
Reportase : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson