Universitas Gadjah Mada sebagai koordinator Regional Centre of Expertise (RCE) Yogyakarta melalui Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) sukses menyelenggarakan Forum Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) yang ke-12 pada 5-6 Desember silam secara bauran di Hotel MM UGM. Mengangkat tema ‘Membangun Masyarakat yang Tangguh melalui Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Memajukan SDGs untuk Planet yang Lebih Baik dan Berkelanjutan’, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara RCE Yogyakarta dengan Shizuoka University, Jepang, Srinakharinwirot University dan Burapha University, Thailand, Mariano Marcos State University, Filipina, dan Universitas Pendidikan Indonesia. Forum yang mempertemukan para pakar pendidikan, mahasiswa, dan praktisi ini menekankan pada peran penting berbagi pengetahuan dan membangun kemitraan, serta mengupayakan langkah konkret menuju pencapaian SDGs dan mempromosikan keberlanjutan dalam komunitas melalui ESD.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D., mengungkapkan bahwa tantangan yang harus dihadapi dalam membangun masyarakat tangguh dan sesuai tujuan SDGs tentunya membutuhkan solusi yang inovatif serta komitmen dan tindakan kolektif dari semua sektor masyarakat. Ia menekankan UGM sangat berkomitmen untuk mempromosikan keberlanjutan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Sebagai lembaga akademis, kami memahami peran penting kampus untuk memberdayakan individu dan masyarakat sehingga kapasitas mereka terbangun, hal ini menunjukkan kami selalu berupaya mendorong perubahan yang positif,” ungkapnya.
Ova melanjutkan, keterlibatan UGM dalam Forum ESD ke-12 ini mencerminkan dedikasi universitas untuk berkontribusi pada upaya global guna mengatasi tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang mendesak, khususnya melalui sudut pandang pendidikan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang terlibat. Saya yakin upaya kolektif ini bisa menginspirasi generasi muda untuk bertindak lebih bijak demi menciptakan bumi yang lebih berkelanjutan,” tutupnya.
Forum ini dibuka dengan pemaparan dari Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., sebagai keynote speaker terkait upaya UGM dalam mendorong ketahanan masyarakat melalui pembelajaran kolaboratif dan solusi lokal. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi tidak hanya harus menyediakan pendidikan, tetapi juga harus terlibat aktif dengan masyarakat untuk mengatasi tantangan keberlanjutan di tingkat lokal.
Selanjutnya, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., selaku Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) di UGM, berbicara tentang pentingnya pendidikan dalam mendorong dampak di dunia nyata dengan memberikan contoh best practice yang telah dilakukan oleh DPKM. Ia mengungkapkan UGM percaya pada kekuatan pendidikan untuk mengubah masyarakat. Melalui program seperti KKN-PPM, UGM menghubungkan mahasiswa dengan masyarakat setempat, memberdayakan mereka untuk menerapkan solusi berkelanjutan. “Forum ini berfungsi sebagai platform penting untuk berbagi ide dan membangun kemitraan yang berkontribusi pada pencapaian SDGs,” tuturnya.
Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM, Manajer ESD Forum ke-12 UGM, menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam memajukan pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan. Menurutnya, ESD Forum merupakan bukti kekuatan kolaborasi global, dengan menyatukan beragam perspektif, ia yakin dapat mengatasi berbagai isu keberlanjutan yang kompleks dari berbagai sudut pandang. “Melalui forum ini, kami berharap dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan, tidak hanya di kalangan akademisi, tetapi juga di masyarakat lokal, tempat dimulainya perubahan yang sesungguhnya.” Tutupnya.
Sepanjang forum, peserta terlibat dalam serangkaian sesi paralel, di mana para ahli membahas implementasi praktis ESD dan berbagi strategi inovatif untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam sistem pendidikan, pengembangan masyarakat, dan pengelolaan lingkungan. Sesi-sesi tersebut mendorong diskusi yang kaya tentang topik-topik seperti peran perangkat digital dalam ESD, integrasi pengetahuan tradisional dengan praktik keberlanjutan modern, dan pembangunan kemitraan yang efektif untuk ketahanan masyarakat.
Selain sesi seminar, Forum ini juga diisi dengan kunjungan lapangan ke Gunungkidul, sebuah kabupaten di Yogyakarta yang terkenal dengan inisiatif pembangunan berkelanjutannya. Peserta mengunjungi proyek-proyek lokal yang didukung oleh mahasiswa UGM melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Patuk. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk bekerja langsung dengan masyarakat dalam mencari solusi berkelanjutan di bidang pendidikan, pertanian, dan pengelolaan lingkungan. Kunjungan ini juga mencakup Rumah Cokelat Gunkid, yang dikelola oleh Kelompok Tani Sarimulyo, untuk menunjukkan bagaimana petani lokal mengintegrasikan praktik pertanian berkelanjutan. Kunjungan lapangan tersebut menyoroti pentingnya proyek yang digerakkan oleh masyarakat dan peran pendidikan dalam mendorong inisiatif tersebut.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Dokumentasi DPKM