Paguyuban Tenis Universitas Gadjah Mada kembali mengadakan pertandingan tenis persahabatan dengan para diaspora Indonesia yang tergabung dalam klub Indonesian Fun in Tennis (IFiT) Singapura, Sabtu (18/1), di Lapangan Tenis Loyang Valley, Singapura. Pembukaan olahraga ini secara simbolis dibuka langsung oleh Wakil Duta Besar RI untuk Singapura, Sulistijo Djati Ismojo. “Pertandingan dengan UGM ini untuk kesekian kalinya pertandingan persahabatan dilakukan oleh IFiT sejak terbentuk 2023,” kata Djati.
Djati menyebutkan bahwa komunitas diaspora Indonesia yang mencapai 200 an ribu memiliki berbagai perkumpulan yang memiliki hobi dan minat yang sama dari olahraga tenis, sepeda, hingga golf. Meski terbentuk dua tahun yang lalu, untuk komunitas pecinta tenis ini sudah beberapa kali mengadakan pertandingan di Singapura dengan berbagai kategori usia. Namun selanjutnya juga mengadakan pertandingan tenis ke beberapa kota di Indonesia seperti kota Bintan, Batam, Jakarta hingga ke Yogyakarta. “Selain UGM juga dengan komunitas alumni UI dan ITB yang bertanding ke sini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Djati mengaku kagum dengan komunitas alumni UGM yang ada di Singapura. Ia menyebutkan bahwa para anggota Kagama termasuk paling aktif mengadakan berbagai kegiatan. “Kagama Singapura paling aktif dan jumlahnya paling besar dibanding UI dan ITB. Beberapa kali ada kegiatan Kagama di sini. Ada sekitar ada 200-an anggota kagama di Singapura,” ujarnya
Djati berharap agar bahwa pertandingan persahabatan semacam ini akan terus berlanjut. Menurutnya KBRI akan terus mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan para komunitas diaspora Indonesia di Singapura. “Saya berharap pertemuan ini bukan yang terakhir, bisa dilanjutkan lagi dengan pertandingan yang Yogyakarta. Kami selalu semangat mensupport untuk kelompok kegiatan yang positif,memberikan manfaat kesehatan bagi kita semua,” ujarnya.
Ketua Paguyuban Tenis Universitas Gadjah Mada, Prof. Kuncoro Harto Widodo, menyampaikan apresiasi kepada KBRI dan IFiT yang telah memfasilitasi terselenggaranya pertandingan persahabatan. “Kami sangat apresiasi setinggi tingginya. Kunjungan kami diterima secara resmi oleh KBRI dan memfasilitasi kami bisa mengadakan pertemuan dengan Kagama Singapura,” kata Kuncoro.
Kuncoro menambahkan kegiatan pertandingan tenis persahabatan ini menjadi upaya mendukung program Health Promoting University (HPU) UGM sekaligus mengukur sejauh mana pembinaan tenis di kalangan para pegawai UGM. “Karenanya kami dari Paguyuban Tenis UGM melakukan kunjungan balasan pertandingan International Friendly Match dengan I-FIT KBRI Singapura,” ujarnya.
Eko Kusuma selaku perwakilan dari IFiT mengatakan pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih dari tim tenis dari UGM yang meluangkan waktu mengikuti undangan pertandingan tenis bersama, “Terima kasih atas kesediaan dan waktu luang dari tim UGM untuk bermain tenis bersama dengan kami para diaspora Indonesia di Singapura,” ujarnya.
Menurut alumnus FMIPA UGM ini, komunitas tenis diaspora Indonesia tengah membangun kerja sama dengan para pekerja perempuan Indonesia di Singapura untuk memberikan pelatihan pengembangan keterampilan praktis kepada mereka seperti belajar komputer hingga kursus bahasa inggris. “Banyak diantara mereka meluangkan waktu di akhir pekan mengembangkan keterampilan diri sehingga setelah selesai kontrak mereka memiliki keahlian praktis yang baru,” ujarnya.
Eko juga menawarkan jika dari pihak UGM juga bisa berpartisasi dalam pengembnganan program pembekalan keterampilan praktis bagi para pekerja perempuan Indonesia di Singapura. “Siapa tahu ada program UGM yang bisa menjadi penghubung,” katanya.
Seperti diketahui, dalam pertandingan tenis persahabatan kali ini, tim Paguyuban Tenis UGM membawa 21 orang pemain. sedangkan dari IFiT Singapura membawa 30 pemain, mempertandingkan 20 partai, terdiri dari ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Penulis : Gusti Grehenson