Di tengah tantangan global dan peran institusi pendidikan tinggi yang semakin krusial. Kampus tidak hanya menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai wadah inovasi yang mampu mendorong agenda hilirisasi mengubah potensi menjadi produk nyata yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Sebab, melalui riset dan pengembangan yang ada kampus diharapkan bisa berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan energi yang merupakan pondasi penting bagi keberlanjutan pembangunan nasional. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Dr. (H.C.) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T dalam Talkshow yang bertajuk “Peran dan Peluang Kampus dalam Agenda Hilirisasi dan Mewujudkan Ketahanan Energi” yang berlangsung di ruang Auditorium Gedung SGLC Fakultas Teknik UGM, Selasa (4/2).
Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah memandang penting kegiatan hilirisasi berbagai komoditas dari hasil tambang produk pertanian, hingga pengembangan energi baru dan terbarukan. Di sisi lain, Menko Airlangga menyampaikan peran dan kontribusi perguruan tinggi dalam agenda hilirisasi nasional, dengan melakukan penyesuaian kurikulum, pengembangan program vokasi, dan membentuk lulusan perguruan tinggi yang menguasai teknologi terkini. “Kita harus menguasai dalam hilirisasi seperti penguasaan teknologi kendaraan listrik, microcontroller perancangan IC maupun semikonduktor device,” ujarnya.
Untuk mendukung hilirisasi, kata Airlangga, jugas diperlukan terobosan dalam kebijakan pendidikan di ranah perguruan tinggi agar mampu memberikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan akses penerima beasiswa dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. “Kita harus mendorong anak bangsa untuk bisa menimba ilmu yang berkaitan dengan hilirisasi baik di dalam maupun di luar negeri,” ungkapnya.
Namun yang tidak kalah penting, imbuhnya, mendorong kampus membangun kolaborasi dengan stakeholders baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Disamping mendorong pengembangan riset terkait teknologi dalam mendukung hilirisasi ketahanan energi.
Sementara Faisol Riza, Μ.Α., selaku Wakil Menteri Perindustrian Ri, menuturkan banyak industri di tanah air yang tidak bisa memanfaatkan hilirisasi karena kebutuhan gas yang tidak bisa terpenuhi sehingga harus dibantu oleh pemerintah. Kondisi ini menyebabkan tingkat daya saing industri menjadi berkurang dibandingkan dengan industri-industri di negara-negara lain. “Kita dorong pasokan energi yang memadai agar bisa mendukung daya saing industri,” paparnya.
Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Tumiran, M.Eng, Ph.D., sekaligus menjadi moderator dalam talkshow tersebut menuturkan kampus bisa berperan dalam mendorong agenda hilirisasi nasional dan mewujudkan ketahanan energi sehingga bisa mendukung target pertumbuhan ekonomi mencapai 8%.”Pertanyaannya bagaimana strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8% ini?Roadmapnya bagaimana? saya kira, hilirisasi adalah jawabannya untuk mengoptimalkan sumber daya mineral kita dengan transformasi knowledge dan skills yang bisa dibangun dan dimiliki bangsa ini untuk memberikan nilai tambah optimal,” pungkasnya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto dan Dok. Kemenko Perekonomian