
Universitas Gadjah Mada dan PT Timah,Tbk sepakat menjalin kerja sama dalam pengembangan sektor tambang dan timah, kolaborasi riset, inovasi, rekayasa teknologi, serta pengembangan sumber daya strategis. Hal itu tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama, Jumat (21/2) di Kampus UGM.
Direktur Sumber Daya Manusia PT Timah Tbk, Hendra Kusumawardhana, Hendra Kusuma Wardhana mengatakan kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan kompetensi SDM di sektor pertambangan. Ia menyatakan PT Timah saat ini memiliki 4.082 karyawan dan sekitar 2.700 di antaranya masih lulusan SMA. Dirinya ingin meningkatkan kapasitas para pekerjanya melalui pendidikan yang lebih baik. “Pendidikan bagi kami bukan hanya soal menyekolahkan karyawan, tetapi juga bagaimana ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat bagi daerah karena masyarakat Bangka Belitung sebenarnya kaya dari hasil tambang, tetapi dari sisi edukasi masih kurang,” jelasnya.
Hendra menegaskan bahwa kerja sama dengan UGM bertujuan untuk menarik mahasiswa S-1 dan S-2 juga bisa terlibat dalam penelitian dan pengembangan di sektor pertambangan.
Selain itu, Hendra turut menyampaikan informasi bahwa Indonesia saat ini menguasai sekitar 80% stok timah dunia. Mineral tersebut belum tergantikan sebagai bahan semikonduktor. Ia bercerita, tambang timah di Bangka Belitung telah ditambang sejak tahun 1700-an dan diberikan izin sejak masa penjajahan Belanda. “Cadangan yang pasti akan habis, kami perlu berinovasi dan mempersiapkan masa depan industri ini,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro, menyambut baik kerja sama yang antar kedua belah pihak dalam pengembangan SDM. Menurutnya, UGM selalu berupaya memastikan ilmu yang dikembangkan memiliki kebermanfaatan dan keberlanjutan bagi masyarakat, baik dalam menjaga alam maupun manusianya. UGM bahkan terus memperluas relevansi pendidikan dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, budaya, hukum, sosial, dan pengentasan kemiskinan. “Dalam kurikulum baru, UGM akan meluncurkan lima program studi transdisiplin, yaitu Kemaritiman, Desain Komunikasi Visual, Sustainability, Metalurgi, dan Kriminologi yang termasuk program pascasarjana baru,” ujarnya.
Di bidang pengabdian kepada masyarakat, kata Wening, mahasiswa UGM secara rutin telah menjalankan program pengabdian di berbagai daerah termasuk di Bangka Belitung yang mencakup ketahanan pangan, energi, budaya, dan bahasa. Beberapa program kerja yang dilaksanakan dalam rangka mendukung program pertanian terpadu dan pemanfaatan inovasi teknologi. “Kami menanam padi Gamagora untuk mendukung kedaulatan pangan, memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk energi. Kami berharap program ini diterapkan di Bangka Belitung melalui kerja sama ini,” harapnya.
Penulis : Bolivia Rahmawati
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto