
Masjid Kampus (Maskam) Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Ramadan di Kampus (RDK) 1446 Hijriah dengan beragam kegiatan seperti rangkaian kajian keilmuan, meliputi kajian Mimbar Subuh, Safari di Bulan Ramadhan, serta Ramadan Public Lecture dengan menghadirkan sejumlah tokoh intelektual kampus dan ulama sebagai pembicara. Mengangkat tema ‘Kolaborasi Kebaikan, Tebar Kebermanfaatan untuk Masa Depan Keberlanjutan’ sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan terhadap sesama umat muslim, RDK juga turut menyelenggarakan Gebyar Sore atau Gerak Bareng Masyarakat Sosial dengan mengadakan kegiatan bakti sosial. Di hari pertama Ramadan, Gebyar Sore berlangsung di Pondok Pesantren Panti AR Fahrudin, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulon Progo, Sabtu (1/3) lalu.
Sudarminto selaku pengasuh Pondok Pesantren AR Fahrudin dalam sambutannya menjelaskan bahwa pondok pesantren ini didirikan dengan misi mencetak dai muda. Berdiri pada tahun 2014 atas inisiasi guru-guru SMA Muhammadiyah Wates, pondok ini didirikan karena pada saat itu banyak siswa yang datang dari jauh dan tidak memiliki tempat tinggal. “Jadi tujuan awalnya untuk menampung dan membantu anak-anak yang kurang mampu,” jelasnya.
Ia melanjutkan, Pondok Pesantren Panti AR Fahrudin didirikan dengan misi mencetak dai muda. Hal ini dilatarbelakangi oleh minimnya jumlah dai di SMA Muhammadiyah Wates dan daerah sekitarnya. Sudarminto berujar salah satu materi yang diajarkan di pondok adalah retorika dakwah yang merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain mengenai seni berbicara agar pesan dapat diterima.
Gebyar Sore pada kesempatan itu diisi dengan berbagai rangkaian acara yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermanfaat bagi anak-anak panti dan masyarakat sekitar. Kegiatan-kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan, karya kolaboratif, permainan interaktif, buka bersama, dan RDK berbagi, diikuti oleh semua santri dengan sangat antusias. Kegiatan edukasi bertajuk ‘Edukasi Kekerasan Berbasis Gender Mencegah Generasi Blunder’ dan ‘Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Menuju Gemilang Bonus Demografi’ juga diadakan karena penting memberikan pemahaman pada dua tema tersebut mengingat sebagian besar peserta adalah anak SMA.
“Edukasi kekerasan seksual dan kesehatan reproduksi kami pilih karena melihat dari segmentasi peserta yang merupakan anak SMA. Pada fase menuju dewasa ini, edukasi mengenai hal tersebut sangat diperlukan” ujar Faris Zakiy Ramadhan, Koordinator Creative Events RDK UGM 1446 Hijriah.
Ia menuturkan Gebyar Sore juga mengimplementasikan tema kolaborasi kebaikan dalam bentuk karya nyata. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah anorganik menjadi objek bernilai estetika dan diberi nama Kaca RDK. Karya ini merupakan hasil kolaborasi yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi simbol upaya pelestarian lingkungan.
Kegiatan Gebyar Sore tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi kebahagiaan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pengembangan kemampuan bagi anak-anak pondok pesantren serta masyarakat sekitar. Melalui kolaborasi dan semangat kebersamaan, Gebyar Sore berhasil menebar kebermanfaatan dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. “Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan menginspirasi banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik,” pungkasnya.
Reportase : Raizal Marandi/RDK Masjid Kampus
Penulis : Triya Andriyani
Kontributor : Dok.Masjid Kampus