
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada baru saja menjadi tuan rumah program ASEAN in Today’s World (AsTW) 2025, hasil kolaborasi Fakultas Hukum Universitas UGM dan Kyushu University. Program ini telah berlangsung selama sepuluh hari, pada 17-27 Februari lalu. Dekan Fakultas Hukum UGM, Dahliana Hasan, S.H., M.Tax., Ph.D., mengatakan program AsTW ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu yang sering terabaikan dalam konteks ASEAN serta komunitas global serta menyoroti peran penting pemuda dalam membentuk Komunitas ASEAN dan memperkuat kerjasama antarnegara di kawasan ini.
“Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada sangat bangga menjadi tuan rumah program AsTW tahun ini. Program ini merupakan peluang luar biasa untuk mendorong pertukaran budaya, memperdalam pemahaman, dan membangun kerja sama internasional di kawasan ASEAN dan sekitarnya,” tutur Dahliana Hasan dalam keterangan yang dikirim kepada wartawan, Senin (10/3) .
Di acara pembukaan program AsTW 2025 di Fakultas Hukum UGM, hadir sejumlah tamu penting, termasuk Wakil Presiden Eksekutif Kyushu University, Prof. Kenji Iwata, serta Marisol Hernandez, Asisten Direksi dan Kepala Divisi Hubungan Komunitas ASEAN Secretariat.
Para peserta yang mengikuti kegiatan AsTW ini, kata Dekan, diajak mengenal soal tantangan-tantangan yang dihadapi baik secara regional maupun global, program ini memiliki tiga rangkaian kegiatan utama, yakni Courses, Excursion, dan NGO Visit. Kegiatan Courses diisi dengan materi akademik dari para pembicara dari Universitas Gadjah Mada dan Kyushu University, yang membahas isu-isu kontemporer yang relevan bagi kawasan ASEAN dan dunia internasional.
Selain kegiatan akademis, peserta juga mengikuti kegiatan Excursion yang bertujuan untuk memberikan pemahaman budaya yang lebih mendalam. Kegiatan ini mencangkup kunjungan ke beberapa situs bersejarah penting di Indonesia, seperti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Candi Borobudur, dan Desa Embung Kaliaji. “Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi peserta untuk memahami lebih dalam tentang sejarah, budaya, dan sosial di Indonesia serta relevansinya terhadap perkembangan ASEAN,” paparnya.
Di kegiatan NGO Visit menjadi bagian lain yang sangat penting dalam program ini. Peserta melakukan kunjungan ke Sapda Institute dan Center for Religious and Cross-Cultural Studies di Universitas Gadjah Mada, yang memberikan wawasan tentang peran lembaga-lembaga non-pemerintah dalam menangani berbagai isu sosial dan budaya yang ada di kawasan ASEAN. Kunjungan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan para peserta kepada pendekatan multidisipliner yang diperlukan dalam memahami tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN dalam konteks keberagaman dan perdamaian
Seiring dengan semakin terhubungnya dunia, inisiatif seperti program AsTW ini memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan budaya dan mendorong adanya rasa saling pengertian di antara komunitas yang beragam. “Fakultas Hukum UGM selalu berkomitmen untuk memupuk semangat kolaborasi dan apresiasi budaya dari terlaksananya program ini, serta memastikan bahwa peserta meninggalkan program dengan pemahaman yang lebih kaya tentang kompleksitas ASEAN dan lanskap global,” paparnya.
Reportase : Keynesha Aziza Himawan (Panitia AsTW 2025)
Penulis : Lintang
Editor : Gusti Grehenson