
Universitas Gadjah Mada mendorog para peneliti untuk mengikuti berbagai kompetisi hasil riset dan inovasi yang berdampak luas di tingkat global. Keikutsertaan para peneliti tersebut diharapkan meningkatkan kualitas inovasi sekaligus meningkatkan reputasi perguruan tinggi di tingkat global.
Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada baru-baru ini menyelenggarakan sosialisasi The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2025. Acara yang digelar secara daring pada Kamis (10/4) lalu yang diikuti para dekan, dosen, peneliti, serta perwakilan dari Hitachi Global Foundation.
Prof. Dr. Mirwan Ushada, S.TP., M.App.Life.Sc., selaku Direktur Direktorat Penelitian UGM, menyampaikan penghargaan atas kolaborasi yang telah terjalin sejak lama antara UGM dan Hitachi. Ia juga membagikan refleksi pribadi sebagai salah satu alumni dari program beasiswa Hitachi di masa lalu. “Kami merasa bangga atas hubungan yang telah terjalin antara UGM dan Hitachi sejak lama. Program beasiswa yang dulu telah membuka banyak pintu bagi para peneliti kami, dan kini program penghargaan ini melanjutkan semangat itu dalam bentuk yang lebih berdampak langsung,” ungkapnya.
Mirwan juga menekankan bahwa dalam dua tahun terakhir, enam peneliti dari UGM telah berhasil meraih penghargaan dari program ini. Ia memandang partisipasi UGM dalam program ini sebagai peluang besar bagi sivitas akademika untuk tidak hanya menghasilkan riset yang unggul, tetapi juga membumikan hasilnya dalam bentuk kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan semakin banyak peneliti UGM yang terdorong untuk merancang riset yang tidak hanya bernilai ilmiah, tetapi juga menyentuh aspek kemanusiaan dan lingkungan secara langsung. “Semakin tinggi jumlah peserta, semakin tinggi pula semangat kompetitifnya, dan dari sanalah akan lahir proposal-proposal terbaik yang mampu membawa perubahan,” tutur Mirwan.
Teruya Suzuki, perwakilan dari Hitachi Global Foundation, menjelaskan evolusi dan tujuan dari program ini. Ia menuturkan bahwa Asia Innovation Award lahir sebagai bentuk lanjutan dari berbagai program beasiswa yang pernah dikelola Hitachi sejak 1967, namun kini berfokus langsung pada pengakuan terhadap pencapaian riset di negara asal peneliti. Melalui pendekatan ini, Hitachi mendorong penerapan langsung hasil penelitian ke dalam masyarakat, terutama yang relevan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Asia Innovation Award merupakan bentuk apresiasi nyata bagi peneliti yang aktif berkontribusi di negaranya masing-masing. Melalui penghargaan ini, kami ingin mendorong peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” terang Suzuki.
Lebih lanjut, Reiko Kasai, yang juga hadir sebagai narasumber dari Hitachi Global Foundation, menjabarkan secara teknis proses aplikasi dan kriteria seleksi penghargaan ini. Ia menegaskan bahwa nilai unik dari program ini terletak pada penekanannya terhadap rencana implementasi sosial dari hasil riset yang telah dicapai. Para peneliti yang tertarik untuk mengikuti program ini diminta memilih satu tujuan SDGs dan satu target dari 169 target SDGs yang paling relevan dengan riset mereka. Selain menunjukkan bukti pencapaian riset (seperti publikasi, paten, atau dokumentasi kegiatan), peserta juga diminta menyusun rencana sosial yang spesifik, realistis, dan kontekstual terhadap wilayah atau masyarakat yang dituju. “Penghargaan ini tidak hanya menilai capaian riset semata, tetapi juga menekankan pentingnya rencana konkret untuk mengaplikasikan hasil penelitian di dunia nyata. Kami ingin melihat ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” ujar Kasai.
Kasai melanjutkan, di tahun 2025, Indonesia kembali menjadi salah satu negara sasaran utama dari program ini, bersama Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Sebanyak empat universitas dan lembaga riset di Indonesia, termasuk UGM, masuk dalam daftar institusi yang dapat mengajukan proposal. Setiap institusi dapat mengajukan maksimal lima proposal. Pengajuan dilakukan secara daring melalui sistem aplikasi yang telah dibuka sejak 1 April dan akan ditutup pada 30 Juni 2025. Program ini nantinya menyediakan tiga kategori penghargaan, yaitu Best Innovation Award, Outstanding Innovation Award, serta Encouragement Award. “Penilaian dilakukan oleh panel ahli independen dari Jepang, dan hasil seleksi akan diumumkan pada bulan November 2025. Sedangkan pemenang akan diumumkan secara publik dan ditampilkan di laman resmi Hitachi pada Januari 2026,” tutupnya.
Direktorat Penelitian UGM menghimbau para dosen dan peneliti yang memenuhi syarat untuk tidak melewatkan kesempatan berharga ini dalam mengembangkan karya riset yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki potensi implementasi sosial yang luas. Sebagai bentuk dukungan, Direktorat Penelitian siap memberikan pendampingan teknis dan informasi menyeluruh terkait proses aplikasi, kriteria seleksi, serta penyusunan dokumen yang dibutuhkan. Seluruh pertanyaan dan kebutuhan konsultasi dapat menghubungi langsung kontak WhatsApp Bidang Pengembangan Sumber Daya Peneliti di nomor +62 851-8480-7449 pada jam kerja.
Penulis: Triya Andriyani