
Pembangunan infrastruktur tidak cukup hanya mengandalkan kecanggihan teknologi, melainkan juga membutuhkan sensitivitas terhadap aspek sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi multidisiplin menjadi kunci untuk menghasilkan solusi yang holistik. Hal itu mengemuka dalam Infrastructure and Construction Innovation Conference and Workshop (ICONIC) 2025 di Fakultas teknik UGM, Senin (21/4).
Guru Besar Bidang Teknik Sipil dan Lingkungan UGM Prof. Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T., mengatakan untuk mendukung capaian target dari sisi aspek sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur diperlukan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah. “Infrastruktur yang naik tidak hanya canggih, tetapi juga tangguh dan berkelanjutan,” ujar Zudhy.
Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Abdul Muis, M.T. menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan infrastruktur tidak dapat dilepaskan dari adaptasi terhadap tantangan global. Lebih lanjut, peningkatan kapasitas SDM konstruksi juga perlu dilakukan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat.“Transformasi digital, penguatan aspek keberlanjutan, dan kemampuan manajemen risiko menjadi tiga pilar utama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang resilient dan inklusif,” ungkapnya.
Guru Besar Transportasi UGM, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., ASEAN.Eng., selaku salah satu panelis dalam workshop tersebut menyoroti perlunya pembaruan sistem dalam pembiayaan dan manajemen risiko proyek di Indonesia. “Kita harus berani melakukan terobosan dalam cara kita merancang, membiayai, dan memonitor proyek-proyek infrastruktur. Tanpa inovasi sistemik, kita hanya akan mengejar kuantitas, bukan kualitas,” kata Danang.
Selain Danang Parikesit, beberapa pembicara lain yang hadir diantaranya Abdul Haris Tatang Presiden Direktur PT Ceria Nugraha Indotama, Prof. Biemo W. Soemardi selaku perwakilan Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI), dan Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB)Prof. Reini Wirahadikusumah. Mereka menyampaikan praktik terbaik di Indonesia dalam menghadapi kompleksitas proyek infrastruktur, khususnya dalam hal integrasi digital dan pengelolaan dampak lingkungan sosial. Diskusi berjalan dinamis dan menyinggung langsung tantangan aktual yang dihadapi industri konstruksi di lapangan. Para panelis juga menekankan pentingnya membangun regulasi yang fleksibel namun tetap berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.
Sebagai bagian dari konferensi, pleno workshop internasional ini juga menampilkan panelis dari berbagai universitas ternama dunia seperti La Trobe University, University of Melbourne, National University of Singapore, Tsinghua University, dan beberapa panelis dari Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan ke proyek strategis Jalan Tol Yogyakarta–Bawen yang dikelola oleh PT Adhi Karya. Kunjungan ini memberikan wawasan langsung mengenai implementasi teknologi konstruksi modern seperti Building Information Modelling (BIM), metode geoteknik, serta strategi mitigasi risiko dalam medan yang kompleks. Peserta berkesempatan berdiskusi langsung dengan tim manajemen proyek mengenai praktik pengambilan keputusan di lapangan, termasuk dalam menghadapi kendala teknis dan sosial. Kegiatan ini mempertegas pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam pendidikan teknik sipil dan manajemen konstruksi.
Konferensi akan ditutup dengan sesi group workshop paralel yang berlangsung pada hari kedua. Tiga kelas yang ditawarkan mencakup topik manajemen risiko proyek, monitoring dan evaluasi proyek berbasis teknologi, serta pembangunan infrastruktur tangguh dan inklusif. Workshop ini diikuti oleh peserta dari kalangan profesional, akademisi, dan mahasiswa pascasarjana, serta memberikan kredit Continuing Professional Education (CPE). Dengan lebih dari 600 peserta yang hadir baik secara daring maupun luring, ICONIC 2025 berhasil mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengeksplorasi strategi inovatif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia ke depan.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Firsto