
Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), Prof. Dr. Ir. Harintaka, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Teknik Fotogrametri, Kamis (25/4), di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Harintaka menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Teknologi Fotogrametri: Perkembangan dan Kontribusinya untuk Penyediaan Informasi Geospasial yang Akurat dan Terpercaya”.
Dalam pidatonya, Prof. Harintaka, menyampaikan bahwa akhir-akhir ini terdapat banyak kasus yang terkait dengan pemanfaatan ruang di darat maupun di laut seperti pagar laut, konflik agraria, sengketa tanah, tumpang tindih izin, dan masih banyak lainnya. Permasalahan tersebut cukup kompleks karena menyangkut berbagai aspek. Harintaka menyampaikan bahwa salah satu faktor yang cukup fundamental adalah Informasi Geospasial. “Salah satu faktor yang cukup fundamental adalah perlunya ketersediaan Informasi Geospasial yang akurat dan terpercaya,” terangnya.
Konsep akurat dan terpercaya merupakan standar yang diterapkan di bidang Teknik Fotogrametri. Akurat mengacu pada keadaan yang minimum, dimana akurat ini mencakup aspek posisi atau spasial, atribut, dan temporal. Adapun terpercaya mengacu pada data geospasial yang bersumber dari data dan metode yang valid, diproses dengan standar yang baku, dan terverifikasi. “Melalui pidato ini saya akan menyampaikan perkembangan Teknologi Fotogrametri dan kontribusinya yang vital untuk menyediakan Informasi Geospasial yang akurat dan terpercaya,” paparnya.
Fotogrametri merupakan seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi yang andal tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi citra serta pola energi radiasi elektromagnetik dan fenomena lainnya yang mana salah satu tujuannya menghasilkan informasi geospasial yang akurat dan detail. Harintaka menjelaskan bahkan saat ini fotogrametri telah berintegrasi dengan berbagai teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan point cloud. “Teknologi ini mampu menangkap pencahayaan yang kompleks, tekstur yang realistis, hingga efek transparansi dan refleksi, membuka peluang baru untuk pemodelan objek yang lebih mendetail”, jelasnya.
Ia menambahkan bahwasanya saat ini era fotogrametri menuju ke instrumentasi yang makin kecil, wahana pendukung yang makin fleksibel. Integrasi berbagai sensor seperti GNSS – IMU – LiDAR, dan berbagai algoritma otomatisasi menjadikan fotogrametri telah berevolusi menjadi teknologi yang semakin andal dalam memenuhi berbagai kebutuhan pemodelan 3D dan penyediaan informasi geospasial.
Pada era konektivitas digital yang semakin maju pemanfaatan teknologi digital untuk pengelolaan perkotaan merupakan sebuah keharusan. Teknik fotogrametri sebagai salah satu metode yang terbukti kelengkapan dan akurasinya dalam pengumpulan data geospasial, berperan penting dalam pembuatan model kota 3D dan CDT (City Digital Twin).
CDT (City Digital Twin) adalah replika virtual dari aset fisik sebuah kota, termasuk model kota 3D dan aktivitas manusia di dalamnya, yang dikembangkan melalui pengumpulan data, analisis, dan teknik komputasi. Di Indonesia, inisiatif untuk mengembangkan CDT mulai muncul seiring dengan implementasi konsep Kota Pintar atau Smart City. “Pembuatan model kota CDT telah menjadi tren di banyak negara maju, dengan teknik fotogrametri sebagai salah satu metode utama yang digunakan untuk penyediaan data spasial,” jelasnya.
Menurutnya, keunggulan fotogrametri terletak pada efisiensinya dalam menghasilkan data yang kaya secara geometris dan semantik sehingga cocok untuk mendukung kebutuhan model kota 3D yang kompleks. Haritanka memprediksi kecerdasan buatan akan semakin mendominasi berbagai aspek dalam bidang fotogrametri. “Melihat perkembangan saat ini, fotogrametri di masa depan akan menjadi salah satu tulang punggung penyedia informasi geospasial untuk inovasi di bidang perencanaan kota, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya alam,” pungkasnya.
Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Dr. Ir. Harintaka, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 82 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Teknik UGM.
Penulis : Jelita Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto