
Sekolah bisnis dalam pendidikan tinggi tidak hanya mengemban tugas untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul dalam bidangnya, namun ikut juga diminta berkontribusi dalam pembangunan terutama dalam mengatasi isu keberlanjutan. Apalagi di tengah kondisi Indonesia yang tengah menghadapi tantangan pembangunan struktural seperti pembangunan pengentasan kemiskinan dan reformasi kelembagaan. Hal itu dikemukakan oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Prof. Didi Achjari, M.Com., Akt., Ph.D., dalam pertemuan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) ke-22 yang di gelar di Denpasar, Bali, kamis (8/5) lalu.
Dalam kesempatan ini, Didi mengungkapkan pandangannya terkait peran strategis sekolah bisnis dalam menghasilkan impak kemasyarakatan berkontribusi dalam mencari solusi terhadap isu-isu pembangunan. Didi menekankan pentingnya reorientasi pernyataan misi sekolah bisnis.“Reorientasi pernyataan misi sekolah bisnis ini juga sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan, continuous improvement, sekolah bisnis yang terakreditasi AACSB”, terangnya dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Rabu (14/5).
Lebih jauh, Didi menyampaikan terkait capaian FEB UGM telah merancang berbagai program akademik dan penelitian berbasis pada impak kemasyarakatan. Seperti inovasi kurikulum yang telah dikembangkan pada program MBA in Sustainability Management dan Master of Economic Development yang berfokus pada isu keberlanjutan. Selain itu juga tengah mengembangkan kurikulum terkait data anaylitics pada mata kuliah Data Analytics di Magister Sains Manajemen dan mata kuliah Data Science dan AI di Magister Sains Akuntansi. “Kami juga menyelenggarakan program fast track sarjana-magister Ilmu Akuntansi,” ucapnya.
Upaya lain, FEB UGM terus berupaya meningkatkan keberagaman melalui proses penerimaan mahasiswanya. Menyediakan akses ilmu pengetahuan ke masyarakat luas melalui platform Kanal Pengetahuan dan MOOC. Akses ilmu pengetahuan kepada masyarakat terus diperluas melalui platform Kanal Pengetahuan dan MOOC.
FEB UGM pun mendorong penelitian kolaboratif untuk basis penyusunan kebijakan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dr. Elan Satriawan, staf pengajar Departemen Ilmu Ekonomi dan rekan penulis yang melakukan beberapa penelitian untuk mengevaluasi dampak program penanggulangan kemiskinan. Penelitian dilakukan terhadap program bantuan tunai bersyarat (PKH) dan kupon pangan elektronik (BNPT-Sembako) terhadap mata pencaharian rumah tangga miskin di Indonesia.
Evaluasi dampak program kupon elektronik ini dilakukan bekerja sama dengan Prof. Abhijit Banerjee (MIT), salah satu peraih nobel ekonomi tahun 2019. Penelitian ini telah dipublikasikan di American Economic Review dan American Economic Journal: Economic Policy, jurnal peringkat tinggi di bidang ilmu ekonomi. “Penelitian ini digunakan sebagai bukti bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan program PKH dan BNPT-Sembako,” ungkapnya.
Selain itu, Didi juga menyebut FEB UGM juga aktif dalam melakukan literasi keuangan digital dengan memberikan pelatihan Sidek-Edu untuk mempermudah belajar akuntansi dengan mengintegrasikan teori dan praktik akuntansi dalam satu platform digital dalam bentuk Learning Management System (LMS) yang diimplementasikan di lebih dari 25 SMK di Jawa dan 2 universitas dengan total 3.634 pengguna aktif. Hasilnya, penggunaan Sidek-Edu mampu meningkatkan kepuasan belajar akuntansi, memenuhi kebutuhan belajar akuntansi, serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa. Lalu, pelatihan bagi UMKM, salah satunya di Papua yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Keerom dalam penggunaan Sidek-ERP untuk membantu integrasi perencanaan sumber daya perusahaan, khususnya UMKM.
Tidak hanya itu, FEB UGM juga mengembangkan inovasi Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index (GM-DTGI). Melalui instrumen ini, membantu memudahkan penilaian kinerja transformasi digital di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.GM-DTGI merupakan sebuah indeks inovatif yang dirancang untuk menilai kinerja transformasi digital di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. “Instrumen ini dikembangkan untuk mengevaluasi penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan inovasi digital lainnya yang diterapkan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia”, imbuhnya.
Didi di akhir paparan mengajak seluruh anggota AFEBI meningkatkan relevansi melalui dampa kemasyarakatan. Sejalan dengan hal tersebut, FEB UGM melakukan reorientasi misi dan rencana strategi untuk mengakomodasi berbagai isu ekonomi dan bisnis yang strategis di masyarakat.
Reportase : Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB
Penulis : Agung Nugroho