
Tiga mahasiswa prodi Manajemen FEB UGM yang tergabung dalam Tim Dolphin berhasil keluar sebagai juara 1 ajang Xiaomi x BREXPLOR Branding Competition 2025. Ketiga mahasiswa adalah Vittorio Valero Salim, Gustav Susanto, dan Risang Mar’atun Sholihah. Mereka berhasil menyisihkan 90 tim yang berasal dari berbagai universitas di seluruh Indonesia dalam kompetisi yang diadakan oleh Program Studi S1 Branding Universitas Prasetiya Mulya pada 12 April 2025 lalu.
Vittorio mengungkapkan perjalanan menjadi tim terbaik dalam meraih juara bukan perjalanan yang mudah untuk dilalui. Tim Dolphin FEB UGM harus melalui serangkaian tahapan seleksi yang cukup ketat diantaranya tahap proposal, tahap rocket pitching, dan tahap final.
Pada tahap proposal, Tim Dolphin dan tim-tim lainnya diminta untuk menyelesaikan kasus branding dan pemasaran terkait produk Redmi Note 14 Series dari Xiaomi. Melangkah berikutnya masuk tahap rocket pitching. Dalam tahapan ini, semua tim harus mempresentasikan ide mereka dalam waktu tiga menit di hadapan juri. “Di tahapan ini, kita dan tim-tim berhadapan dengan panel juri. Tahapan ini, memperebutkan tempat di final dan hanya lima tim teratas yang berhasil masuk ke babak final untuk kemudian mempresentasikan ide-ide secara komprehensif dalam durasi 15 menit”, ujar Vittorio di FEB UGM, Jum’at (16/5).
Secara detail, Vittorio menjelaskan, Tim Dolphin dalam kompetisi ini dihadapkan pada tantangan membantu Xiaomi untuk menjadikan produk Redmi Note 14 Series sebagai pilihan utama bagi Gen Z. Tantangan begitu pelik, Tim Dolphin menemukan adanya perbedaan nilai antara branding produk tersebut dengan kebutuhan Gen Z saat ini. Masalah utama yang dihadapi adalah soal penetapan posisi pasar.
Dalam menyelesaikan masalah ini, tim Dolphin berusaha mengidentifikasi poin-poin penting yang perlu diperhatikan oleh Xiaomi. Mereka kemudian mengajukan solusi end-to-end yang komprehensif dengan menggunakan kerangka AIDA, mulai dari strategi branding hingga kampanye pemasaran untuk menjadikan Redmi Note 14 Series produk pilihan utama bagi Gen Z.
Menurut Vittorio, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi tim adalah memastikan ide mereka dapat diterima dalam waktu yang sangat terbatas. Pada tahap rocket pitching, lanjutnya, setiap tim hanya diberikan waktu tiga menit untuk meyakinkan juri bahwa solusi mereka layak dipertimbangkan. “Tantangannya adalah kami harus memastikan bahwa juri bisa memahami ide yang kami miliki dalam waktu yang sangat singkat. Rasanya sangat senang dan puas. Kita bersyukur semua usaha yang kami lakukan terbayarkan dengan prestasi ini,” ungkap Vittorio.
Vittorio sunggu berharap pengalaman yang mereka peroleh melalui kompetisi ini bisa diimplementasikan di dunia kerja mereka nantinya. Capaian inipun diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa FEB lainnya untuk mengikuti kompetisi serupa di masa depan.
Reportase : Orie Priscylla Mapeda Lumalan/Humas FEB
Penulis : Agung Nugroho