
Universitas Gadjah Mada bersama 47 Perguruan Tinggi lainnya mendukung program pengelolaan sampah secara mandiri dan pengembangan kampung tematik di Kota Yogyakarta. Hal itu mengemuka dalam penandatanganan Dokumen Kerja Sama Bersama antara Rektor UGM Prof. Ova Emilia dengan Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Rabu (21/5) di Hotel Tara Yogyakarta.
Rektor Ova mengatakan bahwa kerja sama ini sebagai tindak lanjut dari komitmen bersama untuk menanggulangi keadaan darurat sampah di kota Yogyakarta sebelumnya. “Kita namakan kegiatan Gandeng Gendong sebagai program pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi persoalan sampah,” kata Ova.
Bentuk kerjasama lainnya yang sudah dilakukan oleh kedua belah pihak berupa revitalisasi aliran sungai Code, kegiatan KKN-PPM yang berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya. “KKN-PPM menjadi salah satu bentuk kontribusi UGM untuk memberikan dampak pendidikan tinggi kepada masyarakat, sekaligus mencerdaskan dan mendorong kemandirian masyarakat sekitar,” paparnya.
Ova menyambut baik ajakan Pemkot untuk melibatkan UGM dalam program pengembangan kampung tematik, yang menjadi upaya bersama untuk membangun kota dari kampung dengan melibatkan kolaborasi sinergis antara kampus dan kelurahan. “Saya sangat menyambut baik inisiasi pengembangan kampung tematik kota Yogyakarta dengan menggandeng peran berbagai Perguruan Tinggi sebagai mitra pendamping untuk mengawal jalannya program,” terangnya.
Hasto Wardoyo menuturkan Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kemantren, 45 kelurahan serta 169 kampung dengan potensi ekonomi yang beragam, mulai dari kuliner, kerajinan, tekstil, hingga wisata budaya. Kampung-kampung di Kota Jogja memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui produk unggulan yang dimilikinya. Adanya potensi ekonomi lokal tersebut memiliki potensi besar jika dikembangkan secara optimal melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan. “Kami bermaksud ingin mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pendekatan kampung tematik dengan melibatkan kampus melalui program One Village, One Sister University, One Sister Corporate,” ujarnya.
Kolaborasi pentahelix antara Pemerintah Kota Yogyakarta, Kampus, Korporasi, Kampung dan Komunitas diharapkan kampus memberikan kontribusi keilmuan melalui penelitian terapan dan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk unggulan kelurahan. “Kita ingin masyarakat Yogyakarta akan mendapatkan manfaat dari inovasi, pengetahuan, dan keterampilan yang dibawa oleh mahasiswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka,” harapnya.
Bagi Hasto, kolaborasi mahasiswa dan masyarakat diharapkan Kota Yogyakarta dapat menjadi kota yang lebih inklusif dan lebih maju. “Yogyakarta adalah kota yang berkembang, dan kami ingin memastikan bahwa setiap elemen di kota ini berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Humas Pemkot Yogyakarta