
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi para praktisi dokter hewan, Fakultas Kedokteran Hewan UGM menyelenggarakan lokakarya penggunaan mesin anastesi dan analgesi. Untuk mencapai tingkat layanan yang ideal, dibutuhkan tenaga ahli anestesi hewan yang terdidik dan mampu mendampingi dokter hewan bedah sebagai penjamin bahwa operasi dapat dilaksanakan dengan baik tanpa mengabaikan prinsip kesejahteraan hewan. Lokakarya ini dilaksanakan di Ruang Sidang Dekanat FKH UGM dan RSH dr. Soeparwi, Jumat (4/7).
Kegiatan ini diikuti oleh 35 dokter hewan dari berbagai daerah, termasuk Jakarta, Kalimantan Selatan, hingga Malaysia. Setelah melaksanakan lokakarya ini, diharapkan bahwa dokter hewan dapat me melanjutkan Program Pendidikan Anestesi Berkelanjutan melalui asosiasi maupun klinik tempat mereka bekerja. “Kita ingin menginisiasi para dokter hewan di Indonesia agar mulai menyadari pentingnya kehadiran spesialis anestesi hewan yang siap mendukung pelaksanaan prosedur bedah,” kata Ketua Program Studi Ilmu Bedah dan Radiologi FKH UGM, Dr. Dhirgo Adji.
Dhirgo Adji menuturkan pengabdian yang diselenggarakan secara rutin oleh Fakultas Kedokteran Hewan. Kali ini, pengabdian difokuskan pada peningkatan sumber daya manusia, khususnya peningkatan kompetensi dokter hewan di bidang anestesiologi dan radiologi. “Pengabdian tidak selalu dilakukan di pedesaan, tetapi juga bisa dalam bentuk pelatihan profesional,” ungkapnya.
Sementara Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia, Dr. Widagdo Sri Nugroho, berharap para praktisi yang mengikuti lokakarya dapat mengembangkan kompetensi di bidang anestesi hewan di tempat prakteknya masing-masing. “Harapannya agar ilmu yang kita dapat bisa memperkuat kompetensi dokter hewan Indonesia agar tidak tertinggal dari negara lain,” ujarnya.
Sekedar informasi, lokakarya dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi dan praktek langsung. Pemaparan materi pertama mengenai mesin anestesi yang digunakan dalam praktik bedah. Lalu, sesi kedua mengenai manajemen rasa sakit dan langkah preventifnya, dilanjutkan dengan sesi praktikum. Lokakarya akan diakhiri dengan kegiatan praktik secara kelompok pada hari kedua.
Penulis : Tiefany
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie