
Sebanyak 34.627 peserta mengikuti Ujian Mandiri UGM Computer Based Test (UM UGM CBT) 2025 yang dilaksanakan pada 1-5 Juli 2025 di Yogyakarta dan 7-12 Juli 2025 di UGM Jakarta. Dari jumlah tersebut, 26.522 peserta melaksanakan ujian di Yogyakarta dan 8.105 peserta di Jakarta. Pada pelaksanaan ujian UM CBT kali ini, Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah disabilitas. Panitia memfasilitasi peserta dari kelompok penyandang disabilitas agar dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan optimal. Terdapat 8 orang yang hadir mengikuti ujian, terdiri dari 3 peserta disabilitas rungu, 1 peserta dengan disabilitas mental, dan 4 peserta dengan disabilitas fisik.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyampaikan bahwa penyelenggaraan UM UGM CBT tahun ini merupakan bentuk nyata dari komitmen UGM dalam menjamin akses pendidikan tinggi yang setara bagi semua kalangan. “UGM terus berupaya untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi yang inklusif, yang membuka ruang bagi siapapun untuk berkembang, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Kami ingin memastikan bahwa seluruh calon mahasiswa mendapatkan pengalaman yang adil dan manusiawi dalam proses seleksi masuk UGM,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan ujian, UGM melibatkan Unit Layanan Disabilitas (ULD) UGM yang bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan, GMC UGM, K3 K5L, serta didukung oleh mahasiswa relawan. Para peserta difabel mendapatkan pendampingan sesuai kebutuhan masing-masing, mulai dari aksesibilitas fisik ruangan, perangkat penunjang, hingga asistensi teknis selama ujian berlangsung.
Pelibatan aktif berbagai unit di lingkungan UGM menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan ujian yang inklusif ini. Pendekatan kolaboratif tersebut selaras dengan semangat UGM sebagai kampus kerakyatan yang menjunjung tinggi nilai kemandirian dan keberlanjutan. Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, UGM terus menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan yang berpihak pada keadilan dan kesetaraan, serta terbuka untuk semua anak bangsa tanpa kecuali.
Ifanda (18), peserta asal Probolinggo dengan disabilitas mental mengapresiasi pendampingan yang diberikan oleh relawan selama proses berlangsung. Ia berharap UGM terus meningkatkan akses dan dukungan bagi calon mahasiswa dengan disabilitas mental di tahun-tahun mendatang. “Alhamdulillah, ujiannya lancar. Tadi sempat ada kendala saat pengecekan karena anting saya tidak bisa dicopot, tapi secara keseluruhan pelayanannya sangat baik. Saya merasa terlayani dengan adil,” tuturnya.
Rakhmat (18) peserta dengan disabilitas fisik asal Riau juga merasa terbantu dengan layanan yang diberikan. Ia menyebut bahwa suasana ujian terasa tenang dan tidak membuatnya terintimidasi. Ia berharap pelayanan ramah disabilitas seperti ini terus menjadi standar dalam setiap seleksi masuk perguruan tinggi. “Dari gerbang sudah diarahkan oleh Pak Satpam yang sangat baik. Arahan menuju ruang ujian jelas, dan semuanya ramah. Layanannya bagus sekali,” ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan materi soal tahun lalu, tahun ini dibuat berbeda. Peserta akan menghadapi materi tes berupa Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU), Tes Potensi, dan Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang terdiri dari dua mata uji sesuai pilihan program studi calon mahasiswa. Sementara itu, pengumuman UM UGM CBT akan disampaikan pada 19 Juli 2025.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Donnie