
Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah kegiatan jalan sehat yang diikuti oleh jajaran pimpinan UGM pada Jumat (11/7) pagi. Kegiatan ini menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan antar pimpinan sekaligus memperkenalkan wajah baru GIK yang kian dinamis. Para peserta berkumpul di Joglo GIK sebelum menelusuri rute yang dirancang khusus mengelilingi seluruh zona inovasi. Executive Director GIK, Alfatika Aunuriella Dini, S.H., M.Kn., Ph.D., mengungkapkan acara ini bertujuan untuk mengenalkan wajah baru GIK yang terus berkembang dan mengalami banyak perubahan. “GIK kini tidak hanya sebagai ruang fisik, tetapi juga sebagai simbol transformasi UGM dalam mendukung kolaborasi dan kreativitas lintas sektor,” ungkapnya.
Selain sebagai kegiatan fisik yang menyehatkan, momen ini dimanfaatkan GIK untuk memberikan preview eksklusif kepada para dekan, direktur, dan pimpinan kantor pusat UGM. Rute jalan sehat membawa peserta menyusuri tangga student center, spiral walk, hingga rooftop dan viewdeck utara. Para pimpinan diajak merasakan langsung atmosfer baru GIK yang semakin terbuka dan interaktif. “Kami ingin memberikan exclusive preview kepada para dekan, rektor, wakil rektor, dan juga direktur untuk melihat GIK secara langsung, apalagi saat ini sedang berjalan acara Jogja VW Festival yang baru dibuka secara umum besok pagi,” jelas Alfatika.
Jalan Sehat ini juga diakui Alfatika sebagai bagian dari rangkaian pembuka Jogja VW Festival, sebuah ajang pameran mobil klasik yang tahun ini memilih GIK sebagai lokasi baru. Festival tersebut menghadirkan puluhan eksibitor dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, untuk menampilkan karya otomotif terbaik mereka. Hal ini sekaligus membuktikan kesiapan GIK sebagai ruang publik yang layak menjadi tuan rumah acara berskala besar. Ia menyebut keunikan arsitektur dan fleksibilitas ruang GIK menjadi daya tarik utama bagi penyelenggara event. “Beberapa acara besar di Jogja mulai jenuh karena menggunakan venue yang sama, dan GIK ini dipertimbangkan sebagai venue baru dengan banyak kelebihan secara artistik,” kata Alfatika.
Lebih lanjut, Alfatika berujar kegiatan jalan sehat seperti ini direncanakan menjadi agenda rutin yang digelar dua bulan sekali. Dengan demikian, setiap momentum jalan sehat juga bisa menampilkan perkembangan terbaru dari fasilitas dan konten pameran yang ada di GIK. Menurut Alfatika, kontinuitas ini akan menciptakan rasa memiliki dan semangat eksplorasi bagi sivitas UGM. Alfatika berharap GIK dapat menjadi tempat yang dinamis, baik sebagai ruang gerak, ruang pikir, maupun ruang kolaborasi. “Harapannya ini bisa jadi kegiatan rutin, mungkin tidak tiap bulan, tapi dua bulan sekali, supaya suasananya terus berubah dan bapak-ibu bisa melihat hal baru di tiap kegiatan,” ujarnya.
Tidak hanya untuk kalangan internal UGM, GIK kini membuka diri sebagai ruang ekshibisi bagi pelaku seni dan industri kreatif dari berbagai wilayah. Pada bulan Juni lalu, GIK bekerja sama dengan ArtJog menggelar pameran galeri art market sebagai bagian dari upaya mendekatkan seni dengan publik kampus. Setelah Jogja VW Festival, GIK juga dijadwalkan menjadi tuan rumah Yogyakomtek, pameran di bidang teknologi dan komputer, pada akhir September mendatang. Ia menyebut GIK sebagai tempat bagi eksperimen ide dan bentuk yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ekosistem kreatif. “Gedung ini kami desain agar mampu mendukung eksibisi berskala nasional maupun internasional. Dari painting ke mobil, lalu komputer, semuanya bisa dicoba di sini,” tutup Alfatika.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Donnie