
Tradisi masyarakat Desa Namu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, di setiap pelepasan warga yang meninggal akan disajikan kuliner khas setempat. Salah satu sajian yang diperkenalkan adalah Dokodoko. Kue tradisional berbahan dasar tepung beras dan gula merah yang dikukus hingga lembut. Kue ini lazim disajikan dalam acara adat sebagai simbol kebersamaan dan kehangatan komunitas.
Selain Dokodoko, ada juga kue Buasapa, makanan sederhana yang terbuat dari tepung beras dan kelapa parut, yang mencerminkan kesederhanaan masyarakat pesisir. Ada pula Palaya, kudapan berbahan beras ketan yang dihaluskan, dibungkus daun pisang, dan dikukus. Palaya biasanya disuguhkan dalam acara adat sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Tim mahasiswa KKN-PPM UGM Pesonamu yang tengah melaksanakan pengabdian di Desa tersebut ikut terlibat dalam pembuatan kue tradisional bersama ibu-ibu setempat. Selain mengenal budaya, para mahasiswa juga diajak mengolah kue tradisional,
Rohmah Apriliyani, salah satu mahasiswa Tim KKN Pesonamu, mengungkapkan bahwa ia memiliki kesan yang mendalam dari saat mengikuti kegiatan ini. “Tidak hanya makanannya yang lezat, tetapi setiap sajian menyimpan cerita dan makna budaya yang dalam. Ini membuka wawasan kami tentang pentingnya menjaga dan mewariskan kuliner tradisional daerah,” tuturnya ketika diwawancara wartawan, Senin (14/7).
Lebih lanjut, tim KKN Pesonamu juga menggelar pelatihan kuliner sebagai bagian dari program kerja untuk mendukung pengembangan potensi UMKM lokal. “Mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga merancang pelatihan kuliner bagi warga, mulai dari menyiapkan alat dan bahan, hingga menyusun materi pembuatan makanan yang potensial secara ekonomi,” katanya.
Afif Raditya Mumtaz, Koordinator Mahasiswa Unit KKN Pesonamu, mengatakan bahwa tim ini memiliki fokus pada pengembangan sektor UMKM dan Pariwisata pada desa Namu, Batu Jaya dan Malaringgi, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Ia berharap rangkaian program kerja yang dijalankan dapat memberi dampak jangka panjang dan mendorong pemberdayaan potensi lokal secara berkelanjutan di Desa Namu. “Program kerja memasak ini menjadi yang paling menyenangkan karena warga sangat antusias dan terbuka untuk mengenal hal-hal baru,” pungkasnya.
Salah satu warga Desa Namu, Mery, turut menyambut kegiatan ini dengan antusias. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat membantunya semakin dekat dengan mahasiswa tim KKN Pesonamu yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri. Ia juga menyampaikan tentang kehangatan hubungan keluarga yang terjalin selama kegiatan berlangsung. “Makanannya enak-enak, dan kami pasti akan rindu kalau mereka nanti pulang,” ujarnya.
Dosen Pembimbing Lapangan, Dra. Eko Tri Sulistiyani, M.Sc., menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada mahasiswa. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh warga Dusun Namu ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk mempelajari langsung proses pembuatan kuliner lokal yang sarat nilai budaya. Ia juga berharap bahwa mahasiswa bisa belajar banyak dari masyarakat setempat. “Saya berharap mahasiswa dapat menyerap sebanyak-banyaknya pelajaran dari masyarakat,” katanya.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Teramedia.id