
Tim KKN-PPM UGM Sangga Baruna menggelar kegiatan pelatihan bersama PKK Pokja 3 Desa Sumbermulyo dengan tema “Pengolahan Dimsum Lele dan Ayam serta Strategi Pemasarannya” di Kantor Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (8/7) lalu. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Sumbermulyo.
Intan Adelia Sari Kusuma Wardani, selaku penanggung jawab dari program ini, mengatakan bahwa ide awal program pelatihan ini muncul dari pengalamannya saat mengikuti praktikum mata kuliah Pengolahan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan di Fakultas Pertanian UGM. Saat itu, kelompoknya membuat dimsum ayam dengan campuran tepung tulang ikan, dan banyak yang memberi komentar positif karena rasanya enak. “Dari situ, saya mulai berpikir untuk mengembangkan olahan dimsum berbahan dasar ikan lokal agar memiliki nilai jual lebih tinggi. Salah satu bahan yang potensial adalah ikan lele, karena mudah didapat dan harganya terjangkau,” ungkapnya ketika diwawancara wartawan, Rabu (16/7).
Tim KKN Sangga Baruna pun kemudian mencoba membuat dimsum dengan dua bahan dasar, yakni yang berbahan dasar lele saja dan juga campuran lele dengan ayam. Hasilnya, dimsum dengan campuran lele dan ayam memiliki rasa, aroma, dan tekstur yang lebih baik dibandingkan yang hanya menggunakan lele saja. Kemudian, mereka memutuskan untuk mengangkat olahan ini sebagai program kerja KKN, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dan konsumsi ikan lele di masyarakat.
Lebih lanjut, Intan menjelaskan bahwa dalam pelatihan ini, tim KKN UGM Sangga Baruna membagi kegiatan menjadi tiga bagian utama. Pertama, Intan (Prodi Teknologi Hasil Perikanan), memandu pelatihan pembuatan dimsum lele-ayam sekaligus menjelaskan cara pengemasan yang tepat menggunakan teknik vakum. Kedua, Fikri (Prodi Ilmu Keperawatan) menjelaskan manfaat gizi dari konsumsi ikan lele dan ayam, serta pentingnya protein hewani bagi kesehatan. Ketiga, Fatin (Prodi Teknik Industri) memberikan penjelasan tentang cara melakukan branding produk dengan video marketing. Pelatihan ini berfokus pada pengenalan rumus pembuatan konten, pengenalan aplikasi CapCut, dan pengelolaan akun TikTok Shop.
Intan juga menyebut bahwa pelatihan ini disambut sangat antusias oleh warga, khususnya oleh ibu-ibu PKK Pokja 3. Mereka disebut aktif dalam membantu menyiapkan peralatan, menyimak setiap penjelasan, dan mencatat informasi penting. Bahkan, katanya, acara ini juga dihadiri oleh Tim Penggerak PKK Kecamatan, Pendamping Desa, dan Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sumbermulyo, yang menunjukkan dukungan terhadap kegiatan ini.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sumbermulyo, Alfiah, menyampaikan apresiasi atas kegiatan pelatihan yang diinisiasi oleh mahasiswa. Selain itu, beberapa ibu-ibu PKK juga memberikan testimoni bahwa dimsum lele-ayam yang dibuat memiliki rasa yang enak, teksturnya pas, dan biaya produksinya relatif terjangkau. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk menjadikannya sebagai produk jualan yang potensial. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengolah produk makanan yang bernilai ekonomis tinggi.” ungkap Ketua Tim Penggerak PKK tersebut.
Birrul Qisty, Kormanit Tim KKN Sangga Baruna, menuturkan program ini pengembangan usaha ekonomi kreatif ini tidak berhenti pada pelatihan saja, tetapi bisa berlanjut menjadi kegiatan yang berkelanjutan. “Harapan kami, ibu-ibu bisa memulai usaha rumahan dengan menjual dimsum lele-ayam dalam bentuk produk vakum dan frozen food. Dengan begitu, selain menambah penghasilan keluarga, program ini juga bisa meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat,” pungkasnya
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : JMDN