![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/27022015827732621231765907-765x510.jpg)
Dalam rangka Dies Natalisnya yang ke-74, FKKMK menggelar berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk bakti sosial. Kegiatan ini sekaligus juga memperingati dies natalis dari RSUP Dr. Sardjito ke-38, RSA UGM ke-8, dan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro ke-92 yang tanggal perayaannya berdekatan.
Berbagai kegiatan tersebut antara lain, seperti pemeriksaan mata anak SD dan pemberian kacamata gratis serta deteksi dini retinopathy diabetika yang telah dilaksanakan pada hari Sabtu, (22/2) lalu di RS Akademik UGM. Kegiatan tersebut diawali dengan pelatihan pemeriksaan tajam penglihatan bagi guru-guru SD se-Kelurahan Trihanggo, Gamping, Sleman pada 11 Februari 2020 di RS Akademik UGM.
Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K)., seksi pengabdian masyarakat Dies Natalis FKKMK ke-74, menyatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan agar guru-guru SD dapat melakukan screening penurunan tajam penglihatan kepada para anak didiknya. Dengan demikian, siswa yang mengalami penurunan tajam penglihatan dapat dikirim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ketika acara pemeriksaan mata yang utama dilaksanakan pada 22 Februari.
Pada kegiatan ini 100 siswa SD yang telah diperiksa dan positif mengalami penurunan tajam diberikan kacamata secara gratis. Pada kegiatan tersebut juga dibagikan Snellen Chart kepada masing-masing SD agar kegiatan screening tajam penglihatan pada siswa-siswa SD dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan.
Kegiatan selanjutnya berupa Deteksi Dini Retinopathy Diabetika yang telah dilaksanakan pada Sabtu (22/2) di RSA UGM dan pada Minggu (23/2) di RSUP Soeradji Tirtonegoro. Sejumlah 30 pasien telah dideteksi di RSA sementara 50 pasien diperiksa di RSUP Soeradji Tirtonegoro.
Pendeteksian ini digelar, menurut Suhardjo, karena melihat populasi lansia yang mengalami diabetes melitus terus meningkat. Hal ini menjadi fokus perhatian karena memiliki risiko kebutaan akibat katarak dan retinopathy diabetika. Kegiatan tersebut dilakukan agar pasien-pasien diabetes melitus yang mengalami komplikasi retinopathy diabetika dapat terdeteksi secara dini dan segera mendapatkan penanganan secara tepat.
Sementara itu, untuk mengurangi kebutaan karena katarak FKKMK akan menyelenggarakan kegiatan tersendiri, yakni operasi katarak gratis. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Kamis (27/2) dan Jumat (28/2) mendatang di RS Nyi Ageng Serang, Sentolo, Kulon Progo dengan target 50 pasien katarak.
Kegiatan pemeriksaan terakhir yang dilaksanakan FKKMK yakni Screening Pterygium. Kegiatan ini telah dilakukan pada Minggu (23/2) lalu. Setelah dilakukan screening, pasien yang positif mengidap pterygium akan diikutsertakan dalam kegiatan operasi pterygium dan pembagian kacamata pelindung gratis pada Minggu (1/3) mendatang di Puskesmas Paliyan, Gunung Kidul. Untuk kegiatan ini, FKKMK bekerja sama dengan BAZNAS. Target pasien yang akan mendapat pelayanan nantinya sebanyak 50 pasien.
Suhardjo menuturkan pemeriksaan pterygium penting mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan paparan terhadap sinar ultraviolet yang cukup tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya pterygium.
Lebih lanjut, Suhardjo mengatakan semua kegiatan ini diberikan kepada masyarakat secara gratis. Ia menyebut bahwa ini sudah merupakan tugas dari FKKMK untuk senantiasa mengabdi kepada masyarakat. “Berbagai penyakit yang kita angkat dalam serangkaian kegiatan ini terbilang susah dalam perawatan serta penyembuhannya, utamanya bagi masyarakat biasa. Hal itu karena biaya yang diperlukan untuk mengobatinya cukup mahal. Selain itu, biasanya walaupun sudah memiliki biaya, penderita juga perlu waktu tunggu untuk bisa segera ditangani atau dioperasi,” papar dokter spesialis mata ini.
Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K)., ketua panitia Dies Natalis FKKMK ke-74, menambahkan pihaknya juga merencakan kegiatan bedah rumah di Kulon Progo. Kegiatan ini nantinya akan bekerja sama dengan KAGAMA Kedokteran UGM. Bedah rumah dipilih karena masih banyak warga membutuhkan papan yang layak untuk ditinggali.
Berbagai kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian FKKMK UGM. Hal itu sekaligus untuk menjalankan tridarma perguruan tinggi. “Semoga kegiatan ini dapat terus dijalankan untuk ke depannya sehingga kami dapat terus menyebarluaskan hasil kerja kami di kampus kepada masyarakat,” urainya.
Penulis: Hakam