
Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara media gathering yang dihadiri oleh pimpinan universitas, Organ dan Perangkat UGM bersama Pimpinan Media Massa DIY dan FORTAKGAMA (Forum Wartawan Kampus Universitas Gadjah Mada) di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada, Selasa (23/4). Selain untuk mempererat hubungan antara UGM, GIK UGM, dan media, acara media gathering ini sekaligus menjadi momen memperkenalkan GIK UGM dan program-program terdekat GIK UGM kepada publik. Media sebagai mitra strategis diharapkan dapat menjadi jembatan informasi dalam menyebarluaskan berbagai inisiatif inovatif yang lahir dari GIK UGM kepada masyarakat luas.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, mengatakan sejak peluncuran awal pada Desember 2024, GIK UGM telah menjadi katalisator perubahan di lingkungan akademik dan masyarakat. Dalam kurun enam bulan, lebih dari 6.500 mahasiswa dari delapan fakultas dan Sekolah Vokasi terlibat dalam program-program inovatif yang dirancang untuk menjawab tantangan zaman melalui kolaborasi lintas disiplin. “Di tahun 2025 ini, GIK UGM memperkuat komitmen melalui tiga pilar utama, yaitu: Edukasi, Seni & Budaya, dan Inovasi & Hilirisasi, sebagai landasan untuk mewujudkan visinya sebagai pusat inovasi dan kreativitas terdepan di Indonesia, regional, maupun global,” ujar Rektor.
Ova berharap agenda Media Gathering dapat menjadi ruang pertemuan antara GIK UGM dengan insan media untuk menjalin kerja sama strategis jangka panjang dalam menyebarluaskan berbagai inisiatif inovatif yang lahir dari GIK UGM untuk masyarakat luas. Melalui kolaborasi dengan media, Rektor meyakini komitmen dan peran-peran GIK UGM akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat, serta mendorong semangat inovasi hingga ke tingkat nasional.
Alfatika selaku Direktur Utama GIK UGM menambahkan salah satu program kolaboratif yang mendukung GIK UGM dalam semangat inovasi lintas disiplin adalah Program Talent Development Class (TDC), yang merupakan program kolaboratif unggulan dari GIK UGM bersama mitra industri. Di tahun 2025, TDC akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November dengan menargetkan mahasiswa aktif UGM sebagai peserta. TDC ditujukanSelain untuk mengasah soft skills dan hard skills mahasiswa yang dibutuhkan saat memasuki dunia kerja, pelaksanaan TDC bertujuan mampu membangun portofolio profesional yang akan mendukung pengembangan karier mahasiswa di masa depan. “Program ini melanjutkan semangat kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mengedepankan pembelajaran berbasis praktik dan kolaborasi lintas sektor. Dengan memadukan pendekatan akademis dan praktisi industri, TDC didesain tidak hanya sebagai ruang belajar, tetapi juga sebagai wahana pengembangan diri dan penguatan daya saing generasi muda dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis”, ungkapnya.
Dari sisi seni dan budaya, Alfatika menjelaskan GIK UGM turut berperan dalam upaya melestarikan warisan budaya Yogyakarta melalui Ketoprak Warga, sebuah pertunjukan seni tradisional yang melibatkan warga sekitar kampus, di mana pada tahun 2024 acara ini sukses digelar dan berhasil menarik lebih dari 250 pengunjung. Di tahun 2025, Ketoprak Warga kembali akan dilaksanakan di bulan Agustus. Bentuk peran lainnya adalah penyelenggaraan pameran seni inklusif untuk seniman difabel bersama Yayasan Pesona Autistik Indonesia (YPAI) yang bertajuk “I’m Possible” pada di bulan Mei. Juga penyelenggaraan Chapter Jogja x GIK yang merupakan program kolaborasi GIK bersama Jogja Art Fair (JAF) untuk mendukung Yogyakarta sebagai pusat seni kontemporer yang akan dilaksanakan pada bulan Juni.
“Dalam upaya menyatukan riset akademis, teknologi inovatif, dan kebutuhan masyarakat, GIK UGM memiliki beberapa program yang meliputi GIK Corner, Inovokasia, dan Global Innovation and Future Technologies Summit (GIFTS). Dengan ini, GIK UGM mengubah ide menjadi solusi nyata dan menciptakan dampak sosial yang signifikan,”papar Alfatika.
Dalam waktu dekat, kata Alfatika, GIK UGM akan mengadakan program aktivasi ruang terbuka hijau, Pine Forest GIK UGM, melalui Program Perayaan Jumat Sore (PJS) pada Jumat, 25 April 2025. Program ini secara rutin akan diselenggarakan setiap hari Jumat akhir bulan di Pine Forest GIK UGM. Disamping sebagai salah satu aktivasi ruang terbuka hijau, PJS diharapkan menjadi wadah untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya UMKM yang dimiliki oleh mahasiswa UGM untuk menampilkan produk-produknya, mulai dari produk Food and Beverage (F&B) hingga produk jasa. “Kami ingin menunjukkan bahwa GIK UGM bukan hanya sebagai ruang fisik, tetapi juga sebagai ekosistem ide dan kolaborasi. Media dalam hal ini memiliki peran penting dalam memperkuat pesan dan dampak dari program-program yang dimiliki oleh GIK UGM,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Donnie