![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/24022015825322821911350443-766x510.jpeg)
UGM menyelenggarakan Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020, Senin (24/2) di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.
Pada penerimaan mahasiswa kali ini, UGM menerima mahasiswa baru dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk di antaranya 37 mahasiswa dari jalur kerja sama antara UGM dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat.
“UGM menjadi melting point tempat bertemunya para pemikir di Indonesia,” ucap Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr.
Meski para mahasiswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda, Djagal menekankan bahwa di dalam perkuliahann mereka akan tetap mendapat perlakuan yang sama. Para pengajar sebagai ilmuwan menurutnya tetap harus menjunjung tinggi objektivitas.
“Untuk menjadi mahasiswa UGM, ada kaidah yang harus ditegakkan, tidak pandang orang kaya ataupun miskin, pejabat atau bukan, objektivitas harus didahulukan,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Letjen TNI Tatang Sulaiman, Wakil Kepala TNI Angkatan Darat, yang juga menjadi salah satu mahasiswa baru Program Pascasarjana. Ia mengharapkan tidak ada perlakuan khusus bagi mahasiswa yang berasal dari TNI AD, terlepas dari pangkat yang mereka miliki.
Ia pun mengingatkan para anggota TNI untuk bisa menempatkan diri dan berbaur dengan mahasiswa serta para pengajar dan membangun komunikasi yang baik serta diskusi yang produktif. Melalui komunikasi tersebut anggota TNI menurutnya dapat lebih memahami isu-isu yang ada di tengah masyarakat.
“Mau Letjen atau Mayor, di depan pengajar kami adalah mahasiswa. Kami merasa sangat terhormat bisa mendapat kesempatan untuk kuliah di UGM,” kata Tatang.
Kesempatan untuk diterima kuliah di UGM, tuturnya, tidaklah mudah untuk didapat karena standar yang dimiliki UGM cukup tinggi. Ia memaparkan, setelah UGM dan TNI AD menginisiasi kerja sama untuk pengembangan sumber daya manusia, pihaknya telah menyiapkan 100 anggotanya untuk bisa kuliah di UGM, namun hanya 37 orang yang berhasil lolos seleksi dan diterima sebagai mahasiswa.
Jumlah tersebut terdiri atas 33 mahasiswa program magister serta 4 program doktor, yang akan mengikuti perkuliahan di 3 fakultas. Ia berharap, di tahun-tahun mendatang akan ada lebih banyak anggota TNI yang bisa menuntut ilmu di UGM dan diperlengkapi untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang unggul.
Pada kuliah ini, para mahasiswa baru menerima materi ke-UGM-an yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mohtar Mas’oed, M.A., serta materi peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045 oleh Prof. Djagal Wiseso.
Mohtar memaparkan sejarah berdirinya UGM serta jati diri dan mandat dari pendirian UGM. Penyelenggaraan pendidikan, terangnya, perlu menerapkan unsur nilai, keterampilan, serta pengetahuan, secara seimbang.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswa baru untuk berpegang kepada nilai ke-UGM-an sebagai dasar untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
“Banyak tantangan ke depan, tapi kita yakin dengan berpegang pada nilai ke-UGM-an kita bisa menghadapi tantangan itu dengan bijaksana,” ungkapnya.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto