
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kompetisi Presentasi 3 Menit Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang menggaet para mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam memperoleh dan mengelola keterbukaan informasi publik dalam lingkungan kampus. Babak final kompetisi ini kemudian mengambil 8 finalis untuk melakukan presentasi secara daring melalui Zoom Meeting, Rabu (25/6).
Dalam kompetisi ini, PPID UGM menghadirkan tiga juri yakni Dr. H. Arya Sandhiyudha, S.Sos., M.Sc., selaku Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia, Drs. Bayu Februarino Putro, selaku Wakil Ketua Komisi Informasi Daerah DIY, serta Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A, yang merupakan Dosen dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., menyampaikan kegiatan kompetisi ini merupakan salah satu inisiatif dari PPID UGM untuk memberikan ruang bagi mahasiswa agar bisa menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik dalam kehidupan sosial mereka. “Forum ini menjadi wadah komunikasi antara mahasiswa, masyarakat, hingga instansi pemerintahan untuk bersama-sama mendorong keterbukaan informasi yang bertanggung jawab,” tuturnya
Andi Sandi mengatakan bahwa kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang penting bagi para mahasiswa untuk memperkuat literasi masyarakat mengenai hak atas informasi publik yang masih banyak disalahpahami. Ia juga menekankan bahwa UGM selalu berkomitmen untuk menjadikan keterbukaan informasi sebagai nilai yang dijaga dan terus ditumbuhkan.
Pada kesempatan yang sama, Dr. H. Arya Sandhiyudha, mengaku bahagia lantaran saat ini keterbukaan informasi publik tidak hanya dijalankan oleh lembaga negara melalui Komisi Informasi Pusat maupun Daerah, namun juga mendapat perhatian serius dari masyarakat, khususnya generasi muda melalui perguruan tinggi negeri sebagai badan publik. “Ini menjadi bukti bahwa keterbukaan informasi publik kini tidak lagi bergantung pada pendekatan berbasis kewenangan kelembagaan atau intervensi negara, melainkan juga mengedepankan pendekatan pemberdayaan, terutama pemberdayaan generasi muda,” ujar Arya.
Arya juga mengapresiasi para finalis yang mempresentasikan karya mereka hadir dengan tema-tema yang tidak hanya baru, tetapi juga menunjukkan kedalaman analisis berdasarkan latar belakang akademik masing-masing. Presentasi dari para finalis telah menggunakan kerangka teori yang kuat, studi kasus yang relevan, serta berani menyuarakan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi sebagai fondasi kemajuan bangsa. “Dari sisi dewan juri, kami tidak menilai pada sisi keberpihakan, melainkan pada keberanian, kebaruan gagasan, relevansi metode, kekuatan argumentasi, serta dampak yang ingin dituju. Itu semua menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” imbuh Arya.
Bayu Februarino Putro turut mengharapkan keterlibatan teman-teman mahasiswa dalam isu keterbukaan informasi publik tidak hanya berhenti pada kompetisi presentasi semata dan bisa terus dihidupkan dalam aktivitas sehari-hari. Sebagai calon pemimpin bangsa, penting bagi mahasiswa untuk menginternalisasi prinsip-prinsip keterbukaan dalam setiap langkah dan karya mereka. “Kami juga menyarankan agar peserta maupun penyelenggara kompetisi, bisa lebih menggali nilai-nilai lokalitas dalam mengangkat isu keterbukaan informasi. Manfaatkan pendekatan berbasis lokalitas sebagai jembatan komunikasi yang lebih relevan dan efektif dengan masyarakat di berbagai daerah,” pesannya.
Zainuddin juga mengaku bangga dengan para finalis lantaran isu yang mereka angkat merupakan topik hangat atau bahkan kontroversial namun tidak menjadi penghalang. Justru ia sangat menghargai keberanian dan daya kritis para finalis yang mampu menyampaikan ide mereka dengan jernih dan bertanggung jawab melalui platform ini. “Saya berharap semangat ini terus dijaga. Jangan berhenti sampai di sini, teruslah belajar, melatih diri, dan menyebarkan semangat literasi serta keterbukaan informasi demi mencerdaskan masyarakat,” ia berpesan.
Nama-nama pemenang dalam Kompetisi Presentasi 3 Menit Keterbukaan Informasi Publik berikut antara lain Intan Rahma Dinni dari Universitas Gadjah Mada sebagai Juara 1, disusul Desyla Putri Aldevando dari Universitas Gadjah Mada sebagai Juara 2 dan Mikayla Eme Ibrena Br Surbakti dari Universitas Negeri Yogyakarta Juara 3. Selanjutnya, Devin Johanda dari Universitas Negeri Yogyakarta menjadi Juara Favorit 1 dan Defrimont Era dari Universitas Gadjah Mada sebagai Juara Favorit 2.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson