![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/14022015816553891175427107-765x510.jpg)
Pakar Manajemen Sungai UGM, Dr. Ir. Agus Maryono, mengatakan bencana banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di tanah air sebenarnya bisa dicegah dan dikurangi dengan cara melakukan gerakan susur sungai. Gerakan ini menurutnya harus melibatkan semua pihak termasuk unsur masyarakat untuk mengetahui kondisi hulu sungai apabila terjadi sumbatan. “Banjir bandang bisa dicegah dengan gerakan susur sungai serta memberdayakan masyarakat,” kata Agus Maryono dalam bincang-bincang dengan wartawan, Jumat (14/2).
Menurut Agus Maryono, gerakan susur sungai bukan sekadar menengok keadaan kondisi sekitar sungai melainkan melakukan kegiatan bersih sungai dari timbunan kayu, sampah dan longsor di tebing sungai. Sebab, sebagian besar penyebab banjir bandang dikarenakan adanya sumbatan di daerah hulu sungai. “Sekitar 90 persen karena sumbatan,” katanya.
Gerakan susur sungai menurutnya tidak hanya mengantisipasi terjadinya bencana banjir bandang, namun memberikan dampak positif lainnya bagi masyarakat dan pemerintah. Ia menuturkan dengan menyusuri sungai akan diketahui potensi sungai di daerah masing-masing dari temuan sumber mata air baru, sumber listrik, potensi objek wisata hingga mengetahui ada tidaknya sumber bahan baku galian tambang. “Setelah susur sungai biasanya didiskusikan dan masyarakat akan bisa paham tentang potensi sungai. Sekarang banyak daerah yang punya sungai tapi tidak paham potensinya,” katanya.
Gerakan susur sungai, menurut Agus Maryono, setidaknya melibatkan pihak perangkat desa, TNI, BPBD hingga anggota pemuda setempat. Selanjutnya dalam pelaksanaannya juga dilakukan pemetaan hingga kegiatan bersih sungai dengan menggunakan alat pemotong gergaji mesin hingga alat untuk membersihkan longsoran tanah serta tali tambang untuk mengikat dan menarik tumpukan kayu ke pinggir.
Ia mencontohkan beberapa daerah yang berhasil melakukan gerakan susur sungai yang menjadikan area sepanjang sungai menjadi bersih sekaligus menjadi lokasi objek wisata dan rekreasi yakni sungai Batu Bulan di Ambon dan Kali Pusur di Klaten.
“Sungai di sana menjadi bersih dan jadi lokasi objek wisata baru. Sekali lagi, gerakan susur sungai cegah banjir bandang dan meningkat kesejahteraan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson