
Universitas Gadjah Mada dan PT Freeport Indonesia (PTFI) sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang riset dan penguatan sumber daya manusia. Hal itu mengemuka dalam pertemuan antara Rektor UGM Prof. Ova Emilia dan Direktur dan EVP Sustainable Development PT Freeport Indonesia Claus Wamafma di Rimba Papua Hotel, Timika, Papua, Kamis (24/7) malam.
Rektor UGM mengatakan beberapa peluang kerja sama dengan PT FI yakni di beasiswa afirmasi Putra Papua, KKN Papua, Talent Development Class. “Kita ingin meningkatkan volume beasiswa yang saat ini sudah diberikan oleh PTFI khusus untuk anak-anak Papua yang menempuh pendidikan di UGM,” kata Rektor dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Rabu (6/8).
Untuk program pengembangan talenta, diprioritaskan untuk pengembangan softskill dan kepemimpinan bagi anak-anak papua, serta dukungan KKN PPM UGM untuk wilayah-wilayah di sekitar area tambang Freeport. “Kerja sama dengan PTFI ini bisa diteruskan terumana pengmbangan SDM dan pemberian beasiswa, talent program dan adapun CSR maupun pengembangan untuk masyarakat, saya lihat potensi luar biasa,” ujarnya.
Selain itu, kata Rektor, pihaknya juga akan memperkuat kerja sama di bidang riset terkait dengan sustainable mining dan Implementasi nature-based solutions untuk restorasi lanskap pasca tambang, pengukuran dampak reklamasi kawasan tailing (reforestasi) di lowland dan coastal. “Kita siap berkolaborasi dalam penghijauan kawasan remote dan kawasan berbahaya dengan teknologi nutrient-coated seedball yang ditanam dengan teknologi drone,” ujarnya.
Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Kerja Sama Dr. Danang Sri Hadmoko, menuturkan beberapa bidang lainnya bisa di kerja sama terkait bidang teknik pertambangan, mineral dan pertanian terutama pengelolaan produksi pasca panen di lahan reklamasi. “Kita siap mendukung untuk membantu proses reklamasi untuk menambah luasnya hutan,” katanya.
Danang menyebutkan juga bahwa a tim peneliti dari Fakultas Geografi UGM juga memiliki riset terkait pemetaan blue carbon terutama wilayah yang ada di sekitar hutan mangrove. “Blue carbon bisa kita hitung dan bisa diukur dampaknya,” katanya.
Claus Wamafma menyambut baik kerja sama yang sudah dilaksanakan dengan UGM sebelumnya. Menurutnya PTFI juga memerlukan banyak pemikiran dan ide baru dalam menyelesaikan persoalan pengentasan kemiskinan dan sosial di wilayah Mimika. “Inklusivitas tentu kita jaga sekalian makin inklusif makin kuat karena hal baru yang patut diketahui oleh masyarakat,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam kunjungan Rektor ke Freeport Indonesia di ke Mimika pada 24-25 Juli lalu mengunjungi sekolah dan UMKM yang merupakan hasil dari program dana kemitraan Freeport Indonesia untuk warga Mimika. Beberapa diantaranya Sekolah Asrama Taruna Papua yang menjadi sekolah bagi anak suku yang hidup di sekitar lokasi tambang seperti suku Moni, Amungme, Kamoro, Dani, Damal, Ekari atau Mee dan Nduga. Selanjutnya meninjau koperasi maria bintang laut dan rumah kopi Amungme Gold.
Di hari kedua, Rektor dan rombongan sempat meninjau wilayah reklamasi area MP21 dimana Rektor berkesempatan menanam bibit pohon. Selanjutnya, mengunjungi Institute Pertambangan Nemangkawi sebagai lembaga pelatihan putra Papua untuk menjadi pekerja terampil sebelum dipekerjakan di operasional tambang. Lalu Tim UGM juga meninjau water treatment plant, rumah sakit mitra masyarakat freeport serta komplek olahraga yang dibangun dari program dana kemitraan Freeport indonesia.
Penulis : Gusti Grehenson