![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/11022015814112901011663182-825x464.jpg)
Berdasarkan data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2018, konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia mencapai 7 kg, 60 persen dari konsumsi daging total. Data ini memperkirakan pula bahwa pertambahan jumlah penduduk dan ekonomi Indonesia akan berakibat terhadap peningkatan kebutuhan daging ayam.
Selain itu, tantangan dalam penyediaan daging ayam semakin tinggi juga diakibatkan oleh pemanasan global dan iklim tropis Indonesia. Terlebih industri daging ayam dituntut untuk efisien dan mampu bersaing dengan masuknya daging ayam dari Brazil. Oleh sebab itu, industri ayam Indonesia butuh strategi untuk meningkatkan produktivitas usaha unggas dalam menyediakan daging.
Sebagai solusi, teknologi Closed House telah teruji mampu meningkatkan produktivitas ternak ayam karena dapat menyesuaikan lingkungan berdasarkan kebutuhan ayam. Melalui teknologi ini, pertumbuhan ayam dapat lebih optimal dan efisien sehingga dapat lebih menguntungkan pula.
Dalam menyediakan SDM yang terampil untuk mengelola manajemen closed house, Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk. mengadakan program Work-Based Academy (WBA) dengan tema Manajemen Closed House Broiler. Program ini diikuti oleh 20 fresh graduate program studi peternakan yang berasal dari 7 universitas di Indonesia. Jumlah ini telah diseleksi dari 139 pendaftar.
Para peserta akan mengikuti program in class training yang merupakan pembekalan sebelum melakukan internship di commercial farm broiler. Program in class training berlangsung pada 10-15 Februari 2020 di Fakultas Peternakan UGM. Setelah itu, mereka akan langsung melanjutkan dengan kegiatan internship selama 6 bulan yang akan berakhir pada bulan Agustus 2020 mendatang.
Selama in class training, peserta akan mendapatkan materi dasar terkait penggunaan closed house, MEE (mekanikal, elektrikal dan energi), sistem kemitraan peternakan broiler, nutrisi dan menejemen pemberian pakan broiler, kesejahteraan dan kesehatan broiler. Selain itu, pada tahap ini mereka juga akan melakukan kunjungan ke teaching farm yang terdapat di Fakultas Peternakan UGM.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof, Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA., IPU. ASEAN. ENG., menyampaikan bahwa program WBA merupakan program belajar-bekerja selama satu semester yang memberikan kesempatan lulusan baru sarjana peternakan. Kesempatan tersebut berupa pengalaman untuk mempelajari langsung industri perunggasan, terutama pemeliharaan broiler menggunakan teknologi closed house.
Ali menyebut negara tropis seperti Indonesia dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres sehingga produktivitasnya menjadi rendah. Adanya closed house, menurutnya, membuat lingkungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak sehingga produktivitas ternak akan lebih baik.
“Program WBA Batch #1 ini menjadi trobosan dalam membangun SDM unggul untuk mengelola closed house. Program ini sekaligus merupakan contoh kolaborasi antara universitas dan industri yang apik untuk menyiapkan SDM terampil dalam industri perunggasan,” jelas Andi Magdalena Siadari, Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia.
General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. menambahkan bahwa program WBA akan memberikan pemahaman kepada para peserta terkait business process suatu industri perunggasan. “Para peserta program WBA diharapkan dapat diserap secara langsung oleh industri sektor perunggasan setelah mengikuti program ini. Lebih dari itu, program WBA membantu industri dalam menyiapkan SDM (man power) yang sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Alif Fahmi Amrulloh, salah satu peserta WBA, menyampaikan bahwa dirinya sangat antusias dan bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. “Selain mendapatkan keterampilan terkait closed house yang nantinya digunakan dalam pemeliharaan broiler, saya juga berharap dapat meningkatkan jejaring dengan lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Hakam