
AIESEC UGM, sebuah organisasi kepemudaan internasional di kampus UGM kembali menggelar Global Village Summer Peak 2025 pada 26 Juli 2025 lalu. Dikemas dalam bentuk ajang festival pertukaran budaya dengan menghadirkan semangat kolaborasi, keberagaman, dan kepemimpinan pemuda dalam skala internasional.
Pada Global Village Summer Peak 2025 ini, AIESEC in UGM menghadirkan puluhan peserta dari 7 negara melalui kerja sama dengan Office of International Affairs (OIA) UGM, yaitu Sri Lanka, Vietnam, China, Pakistan, United States, Timor Leste, dan Nigeria. Beberapa di antaranya, seperti Sri Lanka, Vietnam, dan China, merupakan Exchange Participants dari program volunteering On The Map yang diselenggarakan oleh Incoming Global Volunteer.
Rangkaian acara meliputi International Parade yang menampilkan ajang pertukaran budaya dalam balutan busana tradisional khas negara asal masing-masing. Special Talkshow yang menghadirkan cerita dan pengalaman dari para Exchange Participants, serta Collaborative Space dengan dua aktivitas utama: workshop membatik bersama Batik Yudhistira dan permainan interaktif Treasure Hunting.
Peserta juga diajak menjelajahi kuliner dunia dalam sesi Live Country Booths yang menyajikan berbagai makanan khas dari negara-negara peserta, serta menikmati International Performance yang menampilkan beragam pertunjukan seni sebagai cerminan identitas budaya masing-masing.
Salah satu peserta, Tsalsa Nurhalimah mengatakan kegiatan Global Village ini sangat seru, karena ia bisa berinteraksi langsung dengan para Exchange Participants, terutama saat diberi kesempatan untuk mencicipi langsung makanan khas dari negara tersebut.”Aku paling suka saat sesi talkshow mengenai Global Volunteer dan juga penampilan budaya dari tiap negara. Di Global Village ini aku dapat mengenal teman baru dari universitas lain, senang sekali,” katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat dan Incoming Global Volunteer AIESEC in UGM, Eugenia, mengatakan Global Village bukan sekadar perayaan, melainkan cerminan komitmen AIESEC in UGM untuk terus membuka ruang dialog lintas bangsa, menumbuhkan rasa saling memahami, dan menghidupkan semangat living diversity. “Sebagai organisasi internasional yang fokus pada pengembangan kepemimpinan pemuda melalui pertukaran lintas budaya, AIESEC meyakini bahwa pertemuan antarbudaya adalah salah satu cara paling kuat untuk menumbuhkan empati, toleransi, dan wawasan global,” katanya, Senin (11/8).
Melalui kegiatan festival pertukaran budaya internasional ini menurut Eugenia diharapkan mampu mendorong pemuda untuk menjelajahi budaya lain sekaligus berbagi nilai dari bangsa mereka sendiri. “Kita ingin mengajak peserta memaknai hidup dalam keberagaman, saling memahami, dan membangun toleransi lintas budaya,” tuturnya.
Seperti diketahui, event Global Village merupakan festival budaya internasional yang diadakan dua kali dalam setahun oleh AIESEC sebagai bentuk perayaan atas keberagaman budaya global yang hadir sebagai bentuk dari program exchange. Acara ini menampilkan beragam budaya dari seluruh dunia, termasuk budaya lokal Indonesia, yang disajikan melalui pertunjukan seni, tarian tradisional, makanan khas, pameran pakaian tradisional, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. AIESEC UGM