
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada secara resmi membuka rangkaian Dies Natalis ke-79, Kamis (14/8), di Halaman Lobby FKH UGM. Rangkaian Dies kali ini dibuka dengan kegiatan festival dan Lomba Andong dalam rangka mempertahankan andong sebagai alat transportasi dari warisan budaya Yogyakarta yang unik.
Ketua panitia Dies Natalis ke-79 FKH, drh. Setyo Yudhanto, Ph.D., menyampaikan d bahwa pembukaan tersebut diisi dengan berbagai macam kegiatan yang bisa dilihat secara saksama pada media sosial FKH. Ia melanjutkan, “Mungkin dari kami, tentu selaku panitia, ini adalah acara pertama yang menggunakan format pembukaan dan festival andong.”
Selaras dengan itu, Dekan FKH, Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D., menyambut secara positif para hadirin dalam acara pembukaan tersebut yang memiliki konsep berbeda dari sebelumnya. Ia membuka acara sekaligus mengapresiasi pihak-pihak yang ikut bekerja sama dalam menyusun pembukaan Dies Natalis ke 79 FKH. “Untuk itu sekali lagi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perkenan kerja sama dari semua pihak untuk terselenggaranya acara kita pada pagi hari ini,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan pembukaan dimeriahkan oleh booth UMKM, pertunjukan tari kuda lumping yang diteruskan flashmob, parade andong, talkshow kesejahteraan kuda pekerja, pembagian doorprize, dan yang utama adalah perlombaan andong dengan beberapa kategori. Menyelenggarakan dengan konsep baru, Ketua panitia Dies Natalis ke-79 FKH mengungkapkan ingin bersinergi dengan mitra-mitra yang sudah terjalin selama ini dan mengangkat isu bahwa andong itu merupakan warisan budaya di Yogyakarta dan juga bagian dari keunikan Yogyakarta atau keistimewaan Yogyakarta sehingga sebagai kampus kedokteran hewan, ia dan lainnya setidaknya ingin berkontribusi. “Artinya, tidak hanya dilihat dari segi kesehatan, maupun kesejahteraan kuda, tapi kemudian kita juga melihatnya secara lebih luas untuk mendukung keistimewaan Yogyakarta,” lanjut Yudhanto.
Perlombaan andong tersebut terdiri dari tiga kategori, yakni lomba andong hias tradisional, lomba kuda sehat dan pemilihan kusir teladan. Salah satu juri, Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si., menjelaskan kriteria penilaian kusir teladan meliputi pengetahuan umum kusir mengenai aturan di jalan terkait dengan kuda, hospitality dengan penumpang, pengenalan kusir dengan andong dan kudanya. “Penilaian kuda bersama dengan hias andong, dimulai dengan kirab setelah itu dilakukan penilaian ke kusirnya,”terangnya.
Penulis : Alena
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie