
Mahasiswa KKN-PPM UGM sub-unit Bukit Layang, Kecamatan Bakam, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pengharum Aromaterapi dan Pembuatan Wedang Uwuh dari Rempah Asli Indonesia. Pelatihan berlangsung di Posyandu Bukit Layang, Jum’at (25/7) diikuti warga yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga.
Pelatihan ini merupakan program kerja yang diprakarsai Anisah Qurrotu’Ainii, mahasiswi Fakultas Biologi 2022, dan Stefani Cynthia Rosy, Fakultas Teknologi Pertanian 2022. Kegiatan yang bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM di desa tersebut diawali dengan pemaparan terkait pelatihan pembuatan pengharum ruangan aromaterapi dari rempah asli Indonesia sebagai bioinsektisida. Ditempat yang sama, dilaksanakan juga pelatihan pengenalan dan pembuatan minyak atsiri.
Anisah dalam pelatihan ini memaparkan tentang cara pembuatan minyak atsiri untuk melawan nyamuk. Untuk pembuatan minyak ini, katanya, diperlukan bahan-bahan rempah asli Indonesia sebagai pengusir nyamuk seperti kulit jeruk, sereh, jahe, kencur dan cengkeh. “Bahan-bahan ini kita sesuaikan dengan bahan-bahan yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. Selain tutorial, dalam pelatihan ini kita lakukan pembuatan pengharum ruang anti nyamuk dengan cara mendampingi praktek ibu-ibu Dusun Bukit Layang,” ujarnya di Kampus UGM, Jum’at (15/8).
Sementara itu, Stefani dalam pelatihan ini mengenalkan pembuatan wedang uwuh. Untuk pembuatan produk minuman ini, katanya, diperlukan berbagai rempah seperti serai, jahe, kapulaga, kayu secang, cengkeh, kayu manis, dan jeruk kunci. Untuk proses pembuatan wedang uwuh cukup mudah yaitu dengan memasukkan semua bahan kecuali jeruk kunci ke dalam wadah, kemudian ditambahkan air secukupnya sambil diaduk untuk membantu gula agar larut.
“Ketika warna air berubah menjadi kemerahan khas wedang uwuh, dan uap hangat yang mengepul membawa serta semerbak aroma rempah yang jauh lebih kuat maka pembuatan mendekati selesai. Setelah itu wedang uwuh didiamkan sekitar 5-7 menit agar aroma rempah lebih kuat. Produk ini sangat menggugah selera,” terang Stefani.
Stefani menambahkan sebagai sentuhan akhir agar menjadi pembeda, maka diberikan perasan jeruk kunci segar sesaat sebelum minuman siap dihidangkan. Dengan pelatihan produk ini, Stefani berharap bisa menumbuhkan semangat kewirausahaan warga di Desa Bukit Layang. Ia merasa bersyukur karena kegiatan ini mendapat respon positif dari peserta. “Melalui kolaborasi interdisipliner antar rumpun saintek dan agro ini semoga memberi manfaat untuk warga. Semoga program kerja KKN-PPM UGM ini berdampak dan bisa dikembangkan oleh ibu-ibu Dusun Bukit Layang khususnya untuk meningkatkan skill agar mampu meningkatkan perekonomian keluarga,” harapnya.
Penulis : Agung Nugroho