
Belajar selama tujuh minggu di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) memberi pengalaman berharga dan sangat berkesan bagi 17 siswa SMKN 1 Bintuni Papua Barat. Bukan soal mendapat banyak pengetahuan baru tentang materi akuntansi tetapi mereka mengaku sungguh merasakan atmosfer akademik yang luar biasa. Selain bisa menjajal aplikasi bisnis modern yang dikembangkan oleh peneliti FEB UGM, merekapun berkesempatan belajar kewirausahaan. Bagi 17 siswa SMKN 1 Bintuni Papua Barat, pembelajaran yang mereka dapatkan merupakan kesempatan emas yang tidak bisa dirasakan oleh semua siswa di Teluk Bintuni, Papua Barat. Pengalaman belajar jauh dari kampung halaman tentu bisa menjadi cerita baru dan bisa menjadi oleh-oleh untuk masyarakat di Bumi Cenderawasih ini.
Indriyanti Erare, salah satu siswa SMKN 1 Bintuni mengaku mendapat banyak pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Ia begitu terkesan saat mencoba aplikasi SIDEK Edu (Sistem Informasi Debit Kredit untuk Edukasi). Iapun menjadi tahu bila platform pembelajaran digital ini untuk mempermudah pembelajaran akuntansi. Saat Closing Ceremony Pelatihan Intensif Akuntansi, Keuangan Lembaga, dan Komputer Akuntansi bagi siswa SMKN 1 Bintuni di Function Hall Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM, Rabu (27/8).
Ia mengaku senang berkesempatan menjajal SIDEK ERP, sebuah aplikasi berbasis web yang dikembangkan untuk membantu perencanaan sumber daya perusahaan khususnya sektor UMKM secara terintegrasi.”Sungguh menyenangkan, bisa mendapat banyak pengalaman dan ilmu baru yang sebelumnya belum pernah saya tahu seperti belajar aplikasi SIDEK Edu dan SIDEK ERP,” ungkap Indriyanti.
Indriyanti pun mengaku mempelajari hal baru bukan persoalan yang mudah bagi sebagian besar siswa SMKN 1 Bintuni. Hanya dengan semangat dan ketekunan yang menjadikan mereka berhasil menaklukan persoalan yang ada. “Sejak 14 Juli hingga 26 Agustus 2025, kami mengikuti pembelajaran ini dan tidak mudah belajar aplikasi baru. Namun dengan berjalannya waktu kami bisa menghadapi semuanya, terima kasih kepada FEB UGM yang telah membimbing kami selama 1 bulan ini. Saya sangat bangga bisa mengikuti pelatihan ini,” ucapnya penuh semangat.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D., menyatakan pelatihan ini bukan hanya memberikan pelatihan dan pembelajaran secara teknis terkait akuntansi, tetapi juga bagian dari misi perguruan FEB UGM untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat luas melalui kegiatan penelitian dan pendidikan yang dihasilkan. Program ini disebutnya lahir dari kolaborasi FEB UGM melalui Pusat Kajian Akuntansi Pendidikan (PKAP) dan Pusat Kajian Sistem Informasi (PKSI), Penelitian dan Pengembangan Akuntansi RDSI dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni sejak tahun 2024. “FEB UGM sangat terbuka untuk kolaborasi di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan Sahroni Kosepa, SPd.I selaku Kepala Bidang Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Teluk Bintuni. Ia mengaku sungguh bersyukur kepada FEB UGM yang bersedia berkolaborasi untuk memajukan pendidikan di Papua. Pelatihan ini, menurutnya tidak hanya memberikan bekal bagi siswa SMKN 1 Bintuni dengan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga dengan semangat profesionalisme dan etika kerja.
“Kami berharap siswa-siswa bisa memanfaatkan ilmu yang diperoleh dengan baik dan menjaga semangat belajar. Harapannya kelak bisa menjadi sumber daya manusia unggul untuk membangun Teluk Bintuni lebih maju” harapnya.
Arika Artiningsih, Ph.D. CFE, Koordinator Pusat Kajian Akuntansi Pendidikan FEB UGM dalam laporannya mengungkapkan selama tujuh minggu siswa kelas XII SMKN 1 Bintuni jurusan akuntansi mendapatkan pembelajaran dari dosen FEB UGM terkait materi akuntansi keuangan, digitalisasi akuntansi, hingga kewirausahaan. Para siswa berkesempatan untuk mempraktikan langsung penggunaan aplikasi SIDEK Edu dan SDIEK ERP yang dikembangkan oleh Laboratorium Akuntansi FEB UGM, dan mereka juga berkesempatan mengunjungi sejumlah badan usaha kampus dalam teaching factory, cultural immersion ke Museum Sonobudoyo, Benteng Vredeburg, dan Keraton Yogyakarta. “Dengan pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan dan meningkatkan percaya diri para siswa serta mencetak generasi Bintuni yang unggul dan adaptif,” terangnya.
Reportase. : Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Dok.FEB