Transportasi, distribusi, dan penyimpanan barang merupakan hal penting pada beragam persoalan logistik yang dihadapi, baik oleh pemerintah maupun para pelaku penyedia bsinis jasa logistik di negeri ini. Ketiga persoalan tadi jika ditelusuri lebih lanjut ternyata dapat berkembang menjadi beberapa isu penting lainnya di luar logistik, seperti kesehatan, lingkunga hidup, dan keselamatan. Hal tersebut utamanya terjadi di wilayah perkotaan.
Lalu lintas di perkotaan yang padat penduduk dan penuh kendaraan pribadi maupun umum lainnya, termasuk di dalamnya kendaraan pengangkut logistik, sangat rentan terhadap keselamatan pengguna jalan. Penggunaan alat angkut logistik dengan bahan bakar tidak ramah lingkungan dan kuantitas tidak terkontrol juga buruk bagi kesehatan dan lingkungan hidup.
Untuk membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM menyelenggaraan diskusi dengan tema “Logistik Perkotaan di Indonesia” pada Selasa (21/1) lalu. Diskusi ini merupakan bagian dari diskusi bulanan yang diselenggarakan PUSTRAL secara rutin untuk agenda bulan Januari ini.
PUSTRAL mengundang berbagai perwakilan stakeholder di Provinsi DI Yogyakarta, seperti Badan Perencanaan, Dinas Perhubungan, DInas Pekerjaan Umum, ORGANDA, dan berbagai instansi terkait lainnya, untuk hadir dalam diskusi ini. Hadir sebagai pembicara diskusi ini, PUSTRAL menghadirkan Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T., M.Eng., selaku tim ahli PUSTRAL UGM.
Secara umum, Kuncoro menyatakan bahwa logistik perkotaan tidak hanya membahas seluk-beluk logistik di wilayah perkotaan serta sengkarut persoalannya. Namun, topik ini juga berbicara mengenai bagaimana seharusnya visi ke depan suatu negara atau kota dalam mengelola persoalan logistiknya.
Lebih lanjut, Kuncoro menunjuk perkembangan teknologi informasi dan digital sebagai salah solusi yang tidak bisa lepas dari pembahasan topik ini. Menurutnya, secara progresif, penting untuk membangun sistem logistik berbasis IT. Hal tersebut karena sistem tersebut dapat mengungkapkan beragam fakta dan data mengenai wilayah perkotaan, seperti terkait lokasi, waktu, serta hambatan-hambatan di lapangan.
Penerapan sistem tersebut, menurut Kuncoro, dapat meminimalkan keterlambatan distribusi barang Hal itu disebabkan dengan adanya sistem logistik berbasis IT semacam itu, efisiensi dan efektivitas pengelolaan pengiriman dapat dilakukan dan diawasi secara real time dan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
“Logistik perkotaan tidak hanya berkutat pada persoalan seputar pengiriman dan pendistribusian barang yang lekat dengan istilah logistik. Melampui itu semua, logistik perkotaan seharusnya menawarkan sebuah wacana baru dalam pengelolaan logistik yang komprehensif, peduli lingkungan, dan melek teknologi,” pungkas dosen Departemen Teknologi Agroindustri FTP UGM ini. (Humas UGM/Hakam)