
Sebanyak 138 karya antologi visual dari belasan seniman dipamerkan di ajang Galeri Bulaksumur “Mampir Gelanggang” yang berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM pada 5-20 September mendatang. Pameran yang bertajuk “Memulai dari Titik Singgah” ini merupakan hasil kolaborasi antara Sedekat Imaji Rupa dan GIK UGM.
Di ajang pameran Galeri Bulaksumur ini, GIK UGM memberi ruang dan semangat seniman segala lini untuk mengekspresi dan memamerkan pemikirannya. Tekad tersebut menunjukkan bahwa UGM sebagaimana sebuah kampus tidak hanya berpikir secara akademik, tetapi juga mengangkat sisi humanis melalui kesenian dan kebudayaan. “Di balik sejarah Gelanggang, UGM sudah merintis dari awal sisi seninya. Hal itu bisa mengasah segi humanis yang perlu terus dipertahankan,” tambah Aji Wartono, Head of Program Experience GIK, pada Jumat (5/9).
Perjalanan masih panjang, “Mampir Gelanggang” menjadi babak pertama dari empat siklus pameran yang akan datang, yaitu: Mampir, Rasan-rasan Berkumpul, Pulang, dan Datang. Empat babak ini erat kaitannya dengan tema yang diangkat, terinspirasi dari siklus kehidupan mahasiswa yang berdinamika di Gelanggang. Hal tersebut disampaikan oleh Arianti Nugrahani, Managing Director Sedekat Imaji Rupa.
Menurut Arianti, antologi empat babak tersebut dimulai dari Mampir, yang merefleksikan mahasiswa sebagai pendatang sementara di Gelanggang untuk belajar dan merangkai jati diri. Tahap berikutnya, Rasan-rasan Berkumpul, menggambarkan aktivitas berkumpul, berbincang, dan bertukar pikiran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kampus. Selanjutnya, Pulang melambangkan kembalinya mahasiswa ke rumah dan dunia kerja, sambil membawa pengalaman, obrolan, serta memori dari masa perkuliahan. Babak terakhir, Datang, bermakna pengabdian kembali kepada negeri dengan cara masing-masing, sebagai wujud apresiasi atas perjalanan yang telah ditempuh.
“Dulu, Gelanggang menjadi pusat aktivitas mahasiswa, sementara di saat yang sama juga ada Gedung Purna Budaya atau PKKH. Dari situlah konsep ini kemudian diracik,” ungkap Arianti.
Pameran ini mempertemukan beragam karya dari 18 seniman yakni Tempa, Anton Afganial, Hendra “HeHe” Harsono, Mahaputra Vito, Vendy Methodos, Mutiara Riswari, Galih Satrio, Savitri Kumala Dewi, Aphrodita Wibowo, Nasirun, Dyan Anggraini, Dedi Irawan, Risao Pambudi, Faiz Zaki Abdillah, Rizal Eka Pramana, Ummi Damas, Alodia Yap, dan Dhawa Rezkyna. Ratusan karya dipamerkan dengan berbagai genre, antaranya tema sosial, meditasi, diskusi, eksplorasi personal, hingga kontemporer yang mengangkat warna bervariasi.
Beragam karya tersebut dapat dinikmati publik secara langsung setiap hari pukul 09.00 hingga 20.00 WIB selama dua pekan. Tiket masuk ditetapkan sebesar Rp25.000 untuk umum dan Rp20.000 bagi pelajar maupun mahasiswa.
Selain menghadirkan pameran karya, kolaborasi Sedekat Imaji Rupa dan GIK UGM juga menyajikan beragam kegiatan pendukung. Di antaranya diskusi bersama seniman perempuan, pertemuan komunitas literasi seni rupa, sharing session “Bring Your Own Vinyl”, obrolan santai dalam artist session, serta rangkaian acara menarik lainnya.
Penulis : Hanifah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Jesi